Kuli Panggul Bertitit Besar

Tuesday, December 22, 2015


"Gile juga lo Mid, punya titit kaya gitu. Perek nggak dibayar juga mau dingentotin!"


"Mat, mana janji lo! Gue tau kontol lu nggak segede gue punya, artinya lu jilatin nih peler!" 


"OK, deh Mid, gue kalah. Tapi ya nggak apa, gua emang udah lama ngimpiin ngisep kontol lu!
....



Title: Kuli Panggul Bertitit Besar
Uploaded by: Juggie
Submitted: 11 Mei 1998
Disclaimer: Cerita milik penulis
Genre: Kuli, Fetish, Slash, Group,
Rate: H
Length : Ficlet
Warning: Typo. menXmen. Gambar bukan milik saya, hanya untuk membantu imajinasi pembaca dan diambil dari web/akun mereka. Segala bentuk efek samping yang ditimbulkan cerita ini adalah tanggung jawab pembaca!
-----] @bluexavier69 [-----

Sebagai anak seorang juragan beras, merupakan hal yang biasa bila setiap pulang kuliah saya melihat begitu banyak kuli panggul berlalu lalang masuk keluar gudang beras. Aku sangat menikmati pemandangan tersebut. Melihat bagaimana mereka memakai kaos yang bolong-bolong, menonjolkan otot-otot bisep dan otot dada yang liat, dipadu dengan kulit hitam mereka yang mengkilap karena peluh bercucuran. Bahkan ada yang selama bekerja selalu bertelanjang dada, memperlihatkan putingnya yang hitam bulat. Kadang-kadang saat mereka sedang beristirahat, aku sering mengajak mereka ngobrol dan ternyata mereka rata-rata masih single.

Suatu hari, kedua orangtuaku sedang pergi untuk mengorder tambahan beras agen besar, sehingga saya disuruh tinggal di rumah mengawasi para kuli panggul. Saat itu kebetulan ada truk beras masuk, dan mulailah aku mengawasi badan-badan berotot itu lalu lalang, diiringi senda gurau mereka, yang kadang-kadang jorok. Tak terasa sudah pukul 12 siang, dan mereka pun bersiap-siap makan siang. Kuberanikan diriku mendekati mereka yang sedang makan.

"Bang, gimana nih acara malam mingguan nanti ? Udah punya pacar belom" kataku pada seorang kuli bernama Samid, yang kutahu paling atletis di antara teman-temannya.


"Nggak tau, den, lagi krismon gini nggak ada perek yang mau diajak ngentot." jawabnya.

"Ah masa, kan Bang Samid orangnya keren."

"Keren apanya. Gua cuma ngandelin peler gua aja, nih." jawabnya ber-elu-gue.

"Emang segede apa, Bang ?" tanyaku penasaran.

"Kalo den mau lihat, yuk kita ke gudang aja, kan malu kalo keliatan orang." jawab Samid. Sementara itu teman-teman Samid tersenyum-senyum mendengar obrolan kami. Salah satunya yang bernama Mamat berkata,

"Gue sama si Jiun boleh ikutan, ngaak, Mid? Gue pengen tau kontol lu segede apa? Kalo lebih gede dan panjang dari gue, gue isep deh kontol lu!"

"OK, kalo gitu. Inget taruhannya Mat!" jawab Samid tersenyum simpul.

Kami pun berempat memasuki gudang. Dengan cepat Samid mulai melolosi pakaiannya satu persatu. Mula-mula kulihat dada bidang itu, berkulit hitam mengkilap, yang merupakan kesukaanku. Aku menelan ludah melihatnya. Seksi banget si Samid! Lalu dengan bergaya bak binaragawan, Samid memperlihatkan tonjolan bisepnya. Aku semakin gerah, apalagi pas kulihat ketiaknya yang ditumbuhi bulu amat lebat. Nymmmm, pasti bau lelakinya kuat banget, sesuatu yang bisa bikin kontolku ngaceng!


Setelah kaosnya lepas, Samid pelan-pelan melolosi celana jeans pendeknya dan mengeluarkan titinya. Ya ampun, ternyata tititnya Samid gede dan panjang banget. Ada kali 22 cm. Dan yang bikin tambah napsu, tititnya itu belum disunat dan warnanya hitam, apalagi dipangkalnya tumbuh jembut hitam yang sangat lebat sampai ke bwah pangkal pahanya. Aku yang melihat langsung ngaceng dan lidahku menjilat bibir bawahku. Ehmmm, aku ngebayangin kalo titit gede itu aku kulum dan pejunya dijilat. OOOHHHHH, kayanya bakal precum nih ngebayanginnya.

"Gile juga lo Mid, punya titit kaya gitu. Perek nggak dibayar juga mau dingentotin!" Kata Jiun, samid tersenyum dan melirik ke Mamat.

"Mat, mana janji lo! Gue tau kontol lu nggak segede gue punya, artinya lu jilatin nih peler!" Mamat belagak cuek, tapi tak urung dia maju ke depan.

"OK, deh Mid, gue kalah. Tapi ya nggak apa, gua emang udah lama ngimpiin ngisep kontol lu!" Aku makin berdebar-debar, ternyata Mamat doyan titit. Dengan gerakan kilat, Mamat mulai mengulum tititnya Samid. Mula-mula ia menjilat kepalanya dulu. Samid melenguh keenakan sekaligus bangga.

"AAHHH, jilat terus, Mat. Emut tuh kontol... yeah... lebih dalam Mat... uhhh...!"
Aku makin tak karuan. Mataku melotot melihat hal itu, terlebih oral action antara Samid dan Mamat sangat menggairahkan. Tititku mengeras dengan cepat, dan tanpa terasa aku mulai mengocoknya. Jiun yang melihat diriku mengocok ternyata lebih tanggap. Dia membuka bajunya dan celananya sehingga telanjang bulat. Oh my god, Jiun has a buff body too. Walau tititnya gak segede Samid, tapi cukup bikin aku menelan iler lagi. Tanpa basa-basi, dia menghampiriku. Aku mundur selangkah, antara takut dan kepingin. Dengan gerakan kilat tiba-tiba T-shirt-ku sudah dirobeknya. Lalu ia menjamah dadaku.


"Aden putih ya. Saya paling suka lihat cowok yang putih....., apalagi dengan pentil yang rada-rata coklat. Nggak apa-apa kan den, kalo saya jilatin..."

"Euh, nnn, mm,,, nggakk" kataku terengah-engah karena sudah terangsang.

Jiun mulai menjilati dadaku, pentilku dikemut dengan keras. Aku memeluk kepalanya dan mencium bau rambutnya yang bercampur keringat...ah harum sekali, begitu liar dan jantan aromanya. Makin lama kemutan Jiun makin menggila dan trus ke arah bawah. Aku kini mengambil inisiatif dengan membuka celanaku dan ... toeeng... titit ngacengku keluar dengan sukses. Ada sedikit precum diujungnya. Jiun pun seolah anak kecil mendapat mainan. Tititku dikelomotin, dan di dalam mulutnya lidahnya menggelitik topi baja tititku.

"Aaah, Jiun, elu emang gilee...jilat lagi, ho oh, lagi lebih dalam.....enakan tititnya anak juragan?" kataku antara sadar dan tidak. Jiun makin mepercepat sedotannya. Kepalanya maju mundur dengan cepat dan akhirnya....

"Aaah gue mau keluar, Un, ahhh, ahhh, shit, ooooorgggh.....ahhhh..." Akhirnya keluarlah peju panas dari titku dan langsung dihirup sama Jiun.

"Ehmmm enak banget pejunya orang gedongan " kata Jiun. Aku lemas terduduk.


Sementara itu Mamat dan Samid juga tak kalah asik. Kini titinya Samid sudah masuk semua ke mulutnya Mamad. Tongkat hitam itu seolah-olah bagai pentungan hansip muncul dan lenyap di mulut Mamat. Jiun yang kini sudah ereksi hebat, segera memegang kepalaku. Saking terkejutnya, aku tidak bisa berontak.

"Nah, sekarang giliran lu isep kontol gue...Oyyy, Mat, Mid, lihat nih, anak juragan isep kontol gue....hebat nggak gue, haha..." kata Jiun.

Aku membuka mulutku, dan dengan penuh napsu ku kulum tititnya Jiun. Uhhh.. jembutnya harum dan ikal, aku tambah terangsang. Dengan gaya perofesional, aku mulai menjilati topi baja Jiun. Biji pelernya juga tak luput.

"Auchhh...den lebih cepat lagi den.....auuuuuh...oh yeah...ngentot lu...., oooch, lagi..lagi aaaah... " Jiun terengah-engah keenakan. Mamad dan Samid tertarik melihat kami berdua dan dengan segera menghentikan kegiatan mereka. Mereka berdua menghampiriku.

"Den, pantat aden mulus tuh. Gimana kalo gue sodok pake nih pentungan.... pasti asssoy deh..." kata Samid. Tanpa menunggu jawaban, ia langsung mludahi tititnya dan mengolesi topi bajanya. Lobang pantatku dikilik dulu oleh jari-jari Mamat, supaya lebih lebar. Dan hmmmph......


titit Samid menerobos lubang pantatku. Aku yang lagi isep kontol Jiun, seolah tak bisa bernapas. Kontolnya Samid begitu besar sehingga aku merasa lubangku akan robek. Tapi dengan ahli, Samid meloloskan tititnya pelan-pelan, dan jebollah tititnya di dalam anusku! Ia mulai bergerak maju mundur dengan gerakanya yang pelan-pelan... lalu sekali-kali dengan sentakan yang membuat aku nyaris menggigit kontolnya Jiun yang sedang kuisap.

"Yeoow, Mid....enak, coba lebih keras lagi"

Mamat melihat kami melakukan three way dengan tersenyum. Lalu ia pun mulai menyelinap dibawahku. Mulutnya mencari tititku, dan ia mulai mengisapnya. Oh betapa beruntungnya aku dilayani oleh tiga kuda jantan ini. Titiku diisap, anusku disodok dan aku mengisap kontol paling enak yang pernah kurasakan.

Kami berempat semakin liar. Gerakan Samid dipantatku makin keras. Aku yakin pantatku pasti lecet sehabis ini. Di bawah, Mamat tak kalah gila. Tititku yang udah keluar peju diisep lagi sehingga sekarang aku ngaceng lagi..

Setelah beberapa saat berngentot sama-sama, akhirnya Jiun tak tahan lagi.
Croot croot.... peju segar berhamburan ke mukaku, dan masih panas. Baunya yang khas membuatku dengan cepat menjilatinya. Ummmm, lebih enak dari susu.


Samid akhirnya mulai mengerang keras, tanda titinya mau meledak. Kini aku yang menantangnya.

"Ayo, Mid, keluarin peju lu. Gurihan mana sama si Jiun punya. Hehe.."
Dan akhirnya...

"accch, ohh.. yeah.. hmmmrrhhm, anjing lu, negentot.. nih.. makan peju gua.. oooooh" Semprotan lava panas membasahi pantatku. Ahhh seger...

Sampai akhirnya tiba aku sendiri, dengan sekali sentakan, aku menyodokkan titiku di mulut Mamat sampai Mamat nyaris keselek. Lalu... croooot, crot..ouggh.. pejuku berhamburan di muka Mamat.

Kami bertiga lalu menonton Mamat yang mengocok sendiri tititnya. Mamat punya titit gede dan agak bengkok, sehingga pas pejunya keluar, arahnya ternyata ke kiri pahanya. Ahhhhhhhh, pejunya Si Mamat ternyata yang paling kentelll. Uhhh aku dengan cepat menghampiri dan menjilat-jilat paha kirinya yang berlumuran peju.

Kami berempat kini mandi peluh dan terduduk lemas.


"Gimana nih den, sama kita-kita asik kan?"

"Iya, Mid.....enakan ngentot sama cowok." Kataku sambil mencium Samid dan menelusuri bagian ketiaknya. Uh bulu ketiaknya yang kini berkeringat semakin harum saja. Aku menjilati bulu ketiaknya dan uhhmmm.. asin, tapi enak!

"Besok kita lakukan lagi ya den, ntar saya ajak 3 temen lagi.. Ok?!"




-----] #berpedang [-----

Uploaded Contact: -
Source: menonthenet.com

Kalo udah dibaca, komentarin lah.  Boleh juga bagi-bagi info/pengalaman kamu di sini, biar blognya rame n rajin di-update.


Kritik dan saran bisa dikirim lewat


-----] Thank’s for reading [-----

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar