"Rio, saya sering lewat di depan tokomu, dan memperhatikan kamu .... Saya hanya ingin sekedar melihat wajahmu saja, dan entah mengapa hari ini rasanya saya ingin sekali bertemu kamu."
Title: Ilusi
Uploaded by: Anonymouse
Submitted: 9 April 2001
Disclaimer: Cerita milik penulis
Rate: T
Length: Ficlet
Warning: Typo. menXmen. Gambar bukan milik saya, hanya untuk membantu imajinasi pembaca dan diambil dari web/akun mereka. Segala bentuk efek samping yang ditimbulkan cerita ini adalah tanggung jawab pembaca!
-----] @bluexavier69 [-----
Malam itu jam ditokoku menunjukkan pukul 20.50, sebentar lagi tutup. Ku berjalan ke depan untuk menutup rolling door. Ketika hendak mengunci, dari belakang terdengar sebuah suara yang asing ditelingaku dengan bahasa Indonesia yang seadanya.
"Sudah mau tutup, apa saya masih bisa membeli buku?" Segera aku menoleh, dan astaga seorang pria bule sedang berdiri dibelakangku. Sekejap kuamati tubuhnya dari wajah sampai kakinya.
"O.. oh.. boleh-boleh silakan." Kataku gugup. Segera saja si bule itu kupersilakan masuk tokoku, aku mengikuti dari belakang sambil mengunci pintu dari dalam agar tidak ada orang lagi yang masuk untuk membeli buku, karena memang sudah mau tutup.
"Kenapa dikunci pintunya?" Tanya si bule.
"Biar tidak ada yang masuk lagi soalnya sudah tutup." kataku. Sementara dia memilih buku, sengaja kumatikan lampu koridor.
"Ok, saya ingin beli buku komputer. Mana yang paling baru?" Katanya. Begitu ku ambil buku yang diinginkannya.langsung ku berjalan ke kasir dan mesin kartu pembayaran segera kunyalakan, sementara si bule telah memilih sekitar tiga buah buku. Kudekati dia," masih ada yang lain?"
"Sudah, ini saja." Ku tulis bon dan kusodorkan padanya bon tersebut, dia membuka dompet.
"Sorry uang saya kurang, bisa tunggu saya ambil di mobil?" Katanya.
"Maaf saya sudah mau pulang," kataku.
"Kamu mau pulang ke mana?"
"Kelapa Gading," jawabku.
"Kebetulan sekali saya juga tinggal di Kelapa Gading. Kalau begitu saya bayar di mobil saja bagaimana?"
"Ok," kataku.
"Boleh saya tahu nama anda?" Katanya.
"Rio" kataku.
"Saya Philip."
Segera kumasukkan bukunya ke dalam kantong. Setelah memasukkan uang dan lainnya ke brankas, segera kumatikan lampu. Kupersilakan dia keluar duluan, aku mengikutinya dari belakang, begitu sampai mobil, ia segera membuka pintu mobil depan dan mempersilakanku masuk.
"Rio, kamu tinggal sama siapa?"
"Saya kost,"
"Dengan siapa?" katanya,
"Sendirian." kataku,
"Rio, bagaimana kalau buku ini ku bayar di rumah saja, sepertinya uang saya tidak cukup." Karena searah, kenapa tidak. Lagian bule ini ganteng sekali.
"Ok," kataku.
Segera kami keluar Plasa dan mobil diarahkan ke Kelapa Gading. Sepanjang perjalanan, ia banyak bercerita tentang dirinya. Begitu sampai di apartemen Kelapa Gading aku mengikutinya.
Ketika masuk lift, tangannya memegang tanganku dan diremasnya, aku tersenyum dan dia membalas sambil mengedipkan matanya, kaget rasanya.
"Saya suka kamu." Katanya,
"Kamu hitam manis, dan tampaknya kamu berhati baik."
"Terima kasih."
Sesampainya di kamar, dia mempersilakanku duduk dan memberikanku minuman. Dia banyak bercerita, termasuk..
"Rio, saya sering lewat di depan tokomu, dan memperhatikan kamu. Kamu sering sendirian menjaga toko, dan sering saya masuk tokomu walau tidak membeli buku. Saya hanya ingin sekedar melihat wajahmu saja, dan entah mengapa hari ini rasanya saya ingin sekali bertemu kamu." Sambil berkata begitu tangannnya meremas tanganku, aku jadi panas dingin dibuatnya, bibirnya mencium pipiku, maka kejadian seterusnya sudah bisa diduga. Di atas sofa itu kami saling berciuman lama sekali, sambil kami berciuman tangan kami saling bergerilya.
Tanganku sampai diselangkangannya, kurasakan jendolan yang besar. Kami saling membuka baju hingga tinggal cd masing-masing. Dengan buasnya diciuminya bibirku, terus leherku. Segera saja ditariknya cdku dan wow, hangat sekali mulutnya. Dengan lihat dipermainkan lidahnya di kepala penisku, sedotannya begitu kuat.
Kini gantian aku yang mengisap penisnya. Panjangnya 6 inchi lebih! Kusuruh dia telentang di sofa. Segera kukulum dan hisap penisnya. Semakin lama penisnya semakin besar. Dengan kuat ku hisap penisnya ketika..
"Ahhh... Rio I'm oahhhh.." Maka dengan kuat ku hisap, dan kumasukkan penisnya semua ke mulutku hingga aku susah bernafas, tiba-tiba dia mengangkat pantatnya, dan huggghh! Kurasakan mulutku penuh, dan kutelan semuanya sampai habis.
Kini penisku kuarahkan ke mukanya. Segera kubenamkan penisku ke mulutnya, dan ohhhhh! Kuhentakkan penisku ke mulutnya dan menyemprotlah spermaku ke dalam mulutnya. Setelah selesai, kuciumi bibir dan mulutnya dan saling berbagi sisa sperma.
"Sudah mau tutup, apa saya masih bisa membeli buku?" Segera aku menoleh, dan astaga seorang pria bule sedang berdiri dibelakangku. Sekejap kuamati tubuhnya dari wajah sampai kakinya.
"O.. oh.. boleh-boleh silakan." Kataku gugup. Segera saja si bule itu kupersilakan masuk tokoku, aku mengikuti dari belakang sambil mengunci pintu dari dalam agar tidak ada orang lagi yang masuk untuk membeli buku, karena memang sudah mau tutup.
"Kenapa dikunci pintunya?" Tanya si bule.
"Biar tidak ada yang masuk lagi soalnya sudah tutup." kataku. Sementara dia memilih buku, sengaja kumatikan lampu koridor.
"Ok, saya ingin beli buku komputer. Mana yang paling baru?" Katanya. Begitu ku ambil buku yang diinginkannya.langsung ku berjalan ke kasir dan mesin kartu pembayaran segera kunyalakan, sementara si bule telah memilih sekitar tiga buah buku. Kudekati dia," masih ada yang lain?"
"Sudah, ini saja." Ku tulis bon dan kusodorkan padanya bon tersebut, dia membuka dompet.
"Sorry uang saya kurang, bisa tunggu saya ambil di mobil?" Katanya.
"Maaf saya sudah mau pulang," kataku.
"Kamu mau pulang ke mana?"
"Kelapa Gading," jawabku.
"Kebetulan sekali saya juga tinggal di Kelapa Gading. Kalau begitu saya bayar di mobil saja bagaimana?"
"Ok," kataku.
"Boleh saya tahu nama anda?" Katanya.
"Rio" kataku.
"Saya Philip."
Segera kumasukkan bukunya ke dalam kantong. Setelah memasukkan uang dan lainnya ke brankas, segera kumatikan lampu. Kupersilakan dia keluar duluan, aku mengikutinya dari belakang, begitu sampai mobil, ia segera membuka pintu mobil depan dan mempersilakanku masuk.
"Rio, kamu tinggal sama siapa?"
"Saya kost,"
"Dengan siapa?" katanya,
"Sendirian." kataku,
"Rio, bagaimana kalau buku ini ku bayar di rumah saja, sepertinya uang saya tidak cukup." Karena searah, kenapa tidak. Lagian bule ini ganteng sekali.
"Ok," kataku.
Segera kami keluar Plasa dan mobil diarahkan ke Kelapa Gading. Sepanjang perjalanan, ia banyak bercerita tentang dirinya. Begitu sampai di apartemen Kelapa Gading aku mengikutinya.
Ketika masuk lift, tangannya memegang tanganku dan diremasnya, aku tersenyum dan dia membalas sambil mengedipkan matanya, kaget rasanya.
"Saya suka kamu." Katanya,
"Kamu hitam manis, dan tampaknya kamu berhati baik."
"Terima kasih."
Sesampainya di kamar, dia mempersilakanku duduk dan memberikanku minuman. Dia banyak bercerita, termasuk..
"Rio, saya sering lewat di depan tokomu, dan memperhatikan kamu. Kamu sering sendirian menjaga toko, dan sering saya masuk tokomu walau tidak membeli buku. Saya hanya ingin sekedar melihat wajahmu saja, dan entah mengapa hari ini rasanya saya ingin sekali bertemu kamu." Sambil berkata begitu tangannnya meremas tanganku, aku jadi panas dingin dibuatnya, bibirnya mencium pipiku, maka kejadian seterusnya sudah bisa diduga. Di atas sofa itu kami saling berciuman lama sekali, sambil kami berciuman tangan kami saling bergerilya.
Tanganku sampai diselangkangannya, kurasakan jendolan yang besar. Kami saling membuka baju hingga tinggal cd masing-masing. Dengan buasnya diciuminya bibirku, terus leherku. Segera saja ditariknya cdku dan wow, hangat sekali mulutnya. Dengan lihat dipermainkan lidahnya di kepala penisku, sedotannya begitu kuat.
Kini gantian aku yang mengisap penisnya. Panjangnya 6 inchi lebih! Kusuruh dia telentang di sofa. Segera kukulum dan hisap penisnya. Semakin lama penisnya semakin besar. Dengan kuat ku hisap penisnya ketika..
"Ahhh... Rio I'm oahhhh.." Maka dengan kuat ku hisap, dan kumasukkan penisnya semua ke mulutku hingga aku susah bernafas, tiba-tiba dia mengangkat pantatnya, dan huggghh! Kurasakan mulutku penuh, dan kutelan semuanya sampai habis.
Kini penisku kuarahkan ke mukanya. Segera kubenamkan penisku ke mulutnya, dan ohhhhh! Kuhentakkan penisku ke mulutnya dan menyemprotlah spermaku ke dalam mulutnya. Setelah selesai, kuciumi bibir dan mulutnya dan saling berbagi sisa sperma.
Setelah lemas, kami berpelukan hingga tak terasa telah menunjukkan waktu pukul 01.00. Aku bangkit dan ingin pulang, tapi ia melarangku hingga akhirnya aku dibopongnya dan dibawa ke kamarnya hingga pagi hari.
-----] #berpedang [-----
Uploaded Contact: -
Source: menonthenet
Kalo udah dibaca, komentarin lah. Boleh juga bagi-bagi info/pengalaman kamu di sini. Biar blognya rame n rajin di-update.
Kritik dan saran bisa dikirim lewat
e-mail: kulipembangun@gmail.com
-----] Thank’s for reading [-----
0 komentar