Dicabuli Demi Biaya Kuliah

Friday, July 08, 2016



“Tegang, ya?”
“Iya Pak, kancutnya ketat sekali.”


. . .



Title: Penyerahan Diri untuk Dicabuli Demi Biaya Kuliah
Author:  tommylovezacky
Submitted: 16 Januari 2011
Disclaimer: Cerita dari Teman
Rate: M
Length: Oneshot

Warning!
Typo.

menXmen.

Gambar bukan milik saya, hanya untuk membantu imajinasi pembaca dan diambil dari website.

Segala bentuk efek samping yang ditimbulkan cerita ini adalah tanggung jawab pembaca!

-------] @bluexavier69 [-------


Seperti lazimnya sorang manusia, meskipun aku seorang cowok homosex, aku juga bisa jatuh-hati atau jatuh-cinta tanpa sebab. Kata orang aku terkena panah Amor. Itulah yang aku alami dengan Eliyan. Sebetulnya, nama panjang Eliyan adalah Maxmillian. Tapi di rumah dan di kantor dia dipanggil Eliyan.

Seperti umumnya pemuda sekarang, Eliyan kerja sambil kuliah. Entah kuliah di perguruan tinggi dengan status apa. Terdaftar, diakui, terdengar atau sekedar diridhoi hahaha.

Eliyan kerja dengan status office boy. Sebetulnya Eliyan bisa jadi satpam kalau mau, tapi dia memilih jadi office boy. Di perusahaan kami, banyak office boy yang kemudian jadi staf biasa. Eliyan juga berharap seperti itu, apalagi dia bisa komputer dan bahasa Inggris-nya lumayan. Sekali-sekali orang menyuruh Eliyan mengetik dengan komputer atau menjawab surat-surat jika di kantor sedang ada banyak tugas,seperti akhir tahun pada waktu laporan keuangan dan laporan lain-lain harus disusun.


Pada mulanya perasaanku pada Eliyan biasa-biasa saja, tapi entah kenapa tiba-tiba saja berahiku pada Eliyan terbit. Jika dipandang-pandang, memang Eliyan berwajah tampan. Tubuhnya juga atletis, putih bersih, dan dari tubuhnya terpancar bau harum. Entah minyak wangi, jamu atau bunga-bungaan apa.

Kalau ada kerja lembur (overtime) di hari Sabtu atau Minggu, Eliyan mengenakan T-shirt dan nyata sekali tubuhnya atletis, ketat, berotot. Terutama bagian lengan-nya–terkesan sesak karena bisepsnya yang besar dan atletis. Bisa jadi hal itu yang bikin aku naksir pada Eliyan.Sekali-sekali di dadanya yang tertutup T-shirt itu membayang puting susunya yang melenting di puncak bukit dadanya yang menonjol ke depan dan ditambah perutnya yang rata.. Agh! Mana tahan!

Sejak aku jatuh-hati pada Eliyan aku sering memberinya uang tip tanpa sebab, sekedar bantu-bantu Eliyan. Meskipun gaji Eliyan lebih besar daripada gaji PNS (Pegawai Negeri Sipil) selevelnya, tapi aku tahu gajinya tak cukup untuk bayar uang kuliah.Sejak aku sering memberinya tip, Eliyan jadi ‘dekat’ denganku dan kalau di sekitar kami tak ada orang lain,aku sering memeluknya,mengelus-ngelus punggung atau lengannya yang kekar.Dia membiarkan saja aku berbuat begitu. Mungkin dianggapnya ‘pelukan sayang’ atau ‘elusan sayang’ seorang kakak atau seorang teman. Padahal aku amat menikmatinya hahaha.


Suatu kali aku menawarkan untuk membayari uang kuliahnya. Eliyan, mengata-kan sebaiknya aku meminjaminya uang-kuliah.Tapi aku aku insist (berkeras) akan membayarinya – dia tidak usah pinjam dan nantinya tidak usah membayar atau melunasinya. Meskipun mula-mula Eliyan – agak ragu, tapi akhirnya dia mau juga dan mengucapkan terima kasih.

Sejak aku membayari Eliyan uang kuliah hubungan kami ‘makin dekat’. Bahkan aku sering minta Eliyan menginap di rumahku dan kami pun tidur berdampingan. Tentu saja mula-mula aku bersikap biasa saja (sambil menahan berahiku yang sudah naik nyaris tak tertahan). Setelah itu rutin Eliyan menginap di rumahku,sambil bantu-bantu membersihkan rumah bahkan kadang-kadang kami masak bareng untuk makan siang pada hari libur atau untuk makan malam.

Ketika pertama kali Eliyan membantu bersih-bersih dirumahku (menyapu dan mengepel), aku menganjurkannya telanjang dada.“Dibuka aja bajunya, kan gerah kerja pakai baju.”


Mula-mula Eliyan agak ragu, tapi akhirnya dia buka baju juga, telanjang dada. Tentu saja berahiku naik ke ubun-ubun melihat keindahan tubuh Eliyan yang atletis, ketat, dan berotot itu! Tidak tampak sedikit pun gumpalan lemak di tubuhnya. Tubuh Eliyan indah sekali! Tak kalah dengan keindahan tubuh bintang film cowok Holywood. Walaupun aku amat terangsang tapi nafsuku aku tahan-tahan. Kalau aku berbuat yang aneh-aneh aku takut akan kehilangan Eliyan yang tampan dan jantan itu. Walaupun dia hanya seorang office boy!

Kamar tidurku sejuk karena aku tinggal di apartemen yang letaknya di lantai 10, cukup tinggi dan nyamuk tak akan bisa terbang setinggi itu. Karena itu aku biasa tidur membuka pintu ke balkon dan jendela keluar. Hawa sejuk angin malam terasa segar dan aku suka itu.


Kamarku tidak dilengkapi tempat tidur, aku tidur di karpet. Karpet itu terbuat dari bulu domba, bukan dari karet atau plastik, sehingga terasa hangat tetapi tidak panas jika dijadikan alas tidur. Karena karpet itu cukup tebal, maka aku tak perlu tidur beralas bantal di kepala. Jika Eliyan menginap di rumah ku, kami tidur berdampingan di karpet. Jika aku tidur sendiri (seperti umumnya cowok gay dan para Taruna Akmil) aku tidur telanjang bulat. Kalau Eliyan sedang menginap di rumahku aku terpaksa tidur mengenakan kancut. Meskipun kancutku juga rancangannya minim (maximum exposure). Kancut itu berfungsi sebagai jockstrap (supporter, suspensoir) atau penahan burut (kondor, hernia). Praktis hanya kontol, biji peler dan sebagian jembut yang tertutup kain kancut. Kain kancut itu hanya ada di bagian depan. Sedangkan pada bagian samping kiri dan kanan berbentuk rantai logam anti karat dan bagian belakangnya berbentuk tali-kain yang tebal. Meski kancut itu sangat minim, tetapi cukup baik untuk menahan atau mencegah kondor.

Aku biasa mengenakan kancut itu untuk latihan beban atau bahkan jogging – kalau aku mau – tanpa ada resiko biji peler atau selaput inguinal-ku (kata dokter) jadi kondor. Kancut itu mencekal kuat pada bagian panggulku sehingga kontolku sering jadi tegang terangsang (ngaceng) jika aku baru saja mengenakannya. Tak jarang aku ‘terpaksa’ harus ngeloco untuk mengentengkan rangsangan di kontolku atau kalau aku sedang sendirian aku melepaskan kancut itu, telanjang bulat, karena kontolku yang tegang membesar itu jadi terasa sesak di kancut yang seminim itu dan terasa agak sakit walaupun bercampur rasa nikmat juga hahaha.


Sejak Eliyan sering menginap dan bekerja bantu-bantu di rumahku, aku sering membelikannya baju, celana, sepatu, dan pakaian dalam. Tentu saja aku belikan kancut model yang sama dengan kancutku merk Calvin Klein yang harganya sekitar US $ 30,- atau sekitar Rp 270.000,- . Seperti biasa, aku harus memesan-nya dari salah satu negara Eropa, sebab di dalam negeri kancut minim seperti itu tidak dipasarkan. Mungkin tidak laku, karena orang malu jika akan membelinya.

Ketika pertama kali mengenakan kancut itu, Eliyan tidur di sampingku. Aku bisa merasakan Eliyan gelisah. Mungkin karena kontolnya jadi tegang dan terangsang. Oleh karena itu aku mencoba ‘membantunya’, “Tegang,ya?” Eliyan menjawab tersenyum,tapi dia tidak tampak malu-malu.

“Iya Pak, kancutnya ketat sekali.”

“Ya sudah lepas saja.”


Akupun bangkit dari berbaringku dan langsung membantu melepaskan kancut Eliyan tanpa menunggu persetujuan atau izin Eliyan. Kancut minim itu aku pelorotkan sehingga Eliyan telanjang bulat dan aku pun langsung melihat kontolnya yang tersunat ketat dan tegang–ngaceng, mencuat ke atas seperti Rudal Patriot buatan Amerika atau Rudal Scud buatan Soviet dulu yang dipakai dalam perang Irak. Kepala kontolnya (glans penis) merah-ungu berkilat dan lobang kencingnya tampak menganga. Hamparan jembutnya lebat, tebal, hitam, dan tumbuh luas tapi terkesan indah dan jantan sekali! Ditelanjangi begitu Eliyan pun bereaksi dan dia bangkit dari duduknya.“Saya telanjang Pak!” maksudnya dia mau minta maaf bahwa dia telanjang bulat.

“Nggak apa-apa. Kita sama-sama lelaki.” Cepat-cepat kutimpali.


"Sudah. Baring saja lagi."

”Eliyan menurut dan dia berbaring lagi. Aku lalu mengatur kedua tangannya agar menyangga kepalanya sehingga kedua tangannya keatas dan aku bisa melihat kedua belah ketiaknya exposed dan ditumbuhi bulu ketek hitam–tumbuh rapat dan memanjang di sepanjang lekukan ketiaknya, indah sekali! Aku suka itu! Aku melebarkan kangkangan kakinya dan dia menurut saja.

“Aku entengkan sedikit, ya?!” Eliyan mungkin tidak tahu maksudku. Aku memegang kontol Eliyan setengah menggenggam ringan–Eliyan langsung terlonjak bangun.

“Pak….” tapi aku baringkan lagi tubuhnya pelan dan aku melanjutkan pekerjaanku merangsang kontol Eliyan. Aku raba, aku elus. Aku bisa merasakan kontol Eliyan makin tegang. Pelan aku mainkan sisa-sisa frenulum-nya, yaitu bagian di bawah lobang kencingnya. Mungkin masih ada sisa kulit-kulup di bagian frenulum-nya yang belum sepenuhnya dipotong habis waktu Eliyan sunat dulu, sebab aku melihat Eliyan menggelinjang kenikmatan. Aku pun mengelus puting susunya yang tampak makin tegang dan melenting. Aku juga tidak lupa meraba lekukan dada dan perutnya. Lalu aku juga menekan panggulnya kiri dan kanan ke arah dalam, sehingga Eliyan makin merasa tambah nikmat di kontolnya.


Kemudian aku lanjutkan kerjaku merangsang dan mengelus kontol Eliyan yang makin tegang, sehingga urat-urat darahnya mulai terlihat di batang kontolnya. Aku mulai meraba lobang kencingnya dan aku merasakan cairan lengket! Pasti cairan mazi (pre-cum) Eliyan sudah keluar. Lalu tanpa ragu aku menunduk dan memasukkan kontol Eliyan ke dalam mulutku, mengulum dan mengisap! Eliyan tampak kaget dan dia tergelinjang seperti mau bangkit dari berbaringnya.

“Pak…” tapi terlambat. Bersamaan dengan itu aku merasakan pancaran pejuh dari lobang kencingnya.

CROOOOOOOT!

CROOOOOOOOT!

CROOOOOOT!

Pejuhnya muncrat dan muncrat lagi, seakan tak ada habis-habisnya. Ketika aku lepaskan kuluman mulutku dari kontolnya, aku masih bisa melihat lelehan pejuhnya. Akupun menjilat, mengisap, sekalian menelan pejuh Eliyan sampai habis, sehingga lobang kencing Eliyan jadi bersih dari pejuh!


Sejak kejadian itu, setiap Eliyan menginap di rumahku, aku selalu memain-mainkan dan merangsang kontolnya! Tidak lupa menggerayangi tubuhnya. Selalu saja aku mainkan kontol Eliyan sampai pejuhnya muncrat! Tetapi aku belum puas. Aku ingin bisa mencabuli pemuda tampan yang ‘hanya’ office boy itu setiap hari. Sebab itu aku mengusulkan agar Eliyan mau pindah ke rumahku, dengan alasan supaya menghemat biaya kontrak rumah. Aku juga berjanji akan memberi semacam uang saku untuknya. Mungkin karena sudah biasa menginap dirumahku dan tertarik pada uang-saku yang lumayan itu, Eliyan mau juga pindah ke rumahku dari rumah kontrakannya.

Seminggu kemudian Eliyan pindah ke rumahku dan dia aku beri kamar sendiri untuk menyimpan barang-barangnya, tetapi dia tetap tidur bersamaku di kamar tidurku. Setelah Eliyan pindah ke apartemenku, maka aku pun jadi bisa mencobai lobang pantatnya untuk aku sodomi dengan kontolku yang ukurannya lumayan besar ini. Itulah pertama kalinya aku merasakan nikmatnya kontolku dijepit oleh otot lobang pantat sesama jenis. Memang Eliyan tampak kesakitan ketika dia sedang tidur menyamping telanjang bulat, sesudah barusan aku loco kontolnya–tiba-tiba aku embat lubangnya dari belakang. Eliyan setengah menjerit kesakitan.


“AGH! Sakit Pak!” katanya, aku makin bernafsu untuk menyiksanya dengan lebih sadis lagi! Sekalian aku gampar paha Eliyan dengan tamparan KERAS! “PLAKK! PLAKK!” dan Eliyan berteriak lagi kesakitan.

“Sakit Pak! Jangan Pak!” tapi nafsuku makin menggila dan kontolku aku pompakan, maju mundur agar dia merasa tambah kesakitan dilubangnya–bagaikan aku sedang mengentoti nonok perempuan! Agh! Nikmat! Maju mundur, maju mundur, maju mundur, diselingi dengan tamparan keras di paha kanannya (karena kami berbaring miring ke samping dan disangga bagian kiri tubuh kami) diiringi rintihan kesakitan di mulut Eliyan, “Agh! Agh.. Aaaaaaaagh!”

Tubuh Eliyan basah bercucuran keringat, berkilat-kilat dan terasa licin dalam gesekan-gesekan dengan tubuhku yang juga telanjang bulat. Eliyan berkeringat karena dia menahan rasa nyeri yang amat sangat di boolnya!


Untuk memuaskan nafsuku memperkosa Eliyan, tak lupa aku mengocok-ngocok dan meloco kontolnya. Kontol Eliyan terasa tegang mengeras dalam genggaman tanganku! Agaknya sodokan-sodokan kontolku di bool Eliyan sekaligus menekan-nekan kelenjar prostatnya (yang letaknya di arah bagian depan lobang boolnya, di belakang saluran kencing di kontolnya) sehingga kontol Eliyan jadi ngaceng tanpa disengaja!

Akhirnya aku tak kuasa menahan pejuhku agar tidak muncrat! Kontolku pun aku cabut dari silit Eliyan. Aku bermaksud memuncratkan pejuhku di belahan silitnya. Agar pejuh Eliyan bisa muncrat bareng dengan semburan pejuhku, aku menahan sejenak agar pejuhku tidak muncrat–lalu aku loco-loco batang dan kepala kontol Eliyan kasar. Kemudian secara sinkron dengan locoan tanganku di kontolnya, aku sodok-sodok lagi pelan-pelan kontolku ke silit Eliyan dan.. Agh!

CROOOOOT! 

CROOOOOTTT!

CRROOOOOT!


Pejuhku muncrat keluar diikuti dengan rasa denyutan-denyutan di batang kontol Eliyan yang ada dalam genggaman tanganku. Rupa nya pejuh kami berdua berhasil muncrat hampir bersamaan–sebab selain adanya denyutan di batangya aku juga merasakan lendir lengket keluar (pre-cum, mazie) dari lobang kencing Eliyan, lalu diikuti semburan-semburan cairan kental.. CROOOOT! CROOOOT! CROOOOT!

Nikmat sekali! Nyawaku serasa moksa ke nirwana. Aku berharap agar selama Eliyan aku biayai kuliahnya, dia tetap mau menyerahkan diri dan tubuhnya buat pemuas nafsuku dengan meloco kontolnya, meminum pejuh yang dimuncratkannya, dan menyodomi boolnya! Tentu, dengan sepuas-puas nafsu berahiku! Ta’i!

Memang aku jadi tambah pengeluaran setiap bulannya, tetapi uang bukan masalah bagiku! Kapan lagi aku bisa menikmati tubuh Eliyan yang tampan, jantan, dan atletis itu! Meskipun dia hanya office boy yang sedang kuliah untuk meraih gelar S-1.




-----] #berpedang [-----

Uploaded Contact: tommylovezacky@gmail.com

Kalo udah dibaca, komentarin lah.  Boleh juga bagi-bagi info/pengalaman kamu di sini, biar blognya rame n rajin di-update.


Kritik dan saran bisa dikirim lewat




-----] Thank’s for reading [-----

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar