Title:
Uploaded by:
Submitted:
Disclaimer: Cerita milik penulis
Genre:
Rate:
Length:
WARNING!
Typo
menXmen
Gambar bukan milik saya, hanya untuk membantu imajinasi pembaca dan di ambil dari web.
Segala bentuk efek samping yang ditimbulkan cerita ini adalah tanggung jawab pembaca!
-----] @bluexavier69 [-----
Author
Princess Love Naru Is Nay
Disclaimer
Naruto Masashi Kishimoto
History Gumiho Korea
Genre
Romance – Hurt/comfort
Pairing
Sasuke Uchiha X Uzumaki Naruto
Slight
Itachi Uchiha X Uzumaki Kyuubi
Rated M
Warning
OOC, miss typos,
YAOI or BoyXBoy,
Lime, Lemon,
No Like? Don't read!
HAPPY READING ALL!
Tes… tes… tes…
Suara rintik hujan mulai membasahi bumi di siang cerah. Membuat semua orang yang sedang berlalu lalang mendongakan kepala menatap langit biru yang nyaris tak berawan. Berlarian mencari tempat berteduh agar tubuh mereka tidak basah kuyup. Mencari tempat perlindungan atas segala keanehan yang terjadi di siang terik yang sama sekali tidak mereka duga.
Sebagian orang yang tahu meringis mengerti, sebagian lagi hanya bisa mematung dan memikirkan fenomena alam.
Aneh memang! Bagaimana mungkin siang ini hujan sementara tidak ada satu pun awan putih apalagi keabuan yang menggantung di atas kepala mereka?
"Rubah ekor Sembilan sedang menangis," bisik seorang ibu-ibu yang baru saja masuk ke supermarket. Menggeleng pada teman belanjanya yang mengangguk-angguk setuju.
"Yah, mungkin dia sedang patah hati."
"Biarkan sajalah. Lagi pula mereka itu makhluk yang jahat."
Seorang pemuda bermata onyx yang baru saja selesai membeli sekantung tomat dan selesai membayar di kasir itu menajamkan telinganya, menguping pembicaraan yang sedang digunjingkan dua wanita paruh baya di belakangnya.
setelah mendengus, Sasuke segera keluar dari supermarket, ia merogoh sakunya untuk mengambil kunci mobil, berjalan menuju parkiran, tidak memedulikan bajunya yang mendadak basah kuyup terkena air hujan. Ia ingin segera sampai ke rumah.
.
Naysaruchikyuu
.
"Jadi kau pikir karena kau akan membantuku bebas kau bisa memperlakukanku seperti ini Itachi?" bentak Kyuubi marah. Ia menyeka air matanya lalu menunjuk pemuda bermata onyx yang berdiri di depannya. "Kau pikir karena dengan bantuanmu aku bisa menjadi manusia dan bebas dari kutukan kau berhak menyakitiku begitu?"
"Kau salah paham, Kyu." Itachi berusaha menjelaskan. Tapi sepertinya Kyuubi tidak mau tahu. Setiap Itachi mendekat maka Kyuubi akan mundur, setiap Itachi mengulurkan tangan dengan cepat Kyuubi akan menepisnya kasar.
Kesal!
Kyuubi sedang sangat-sangat kesal.
Kini, mereka berdua sedang ada di mansion Uchiha, kediaman Itachi yang sejak tiga bulan lalu juga menjadi kediaman Kyuubi. Mereka tampak sibuk berdebat di kamar si sulung yang kedap suara, tidak memberi izin pada siapa pun di luar sana mendengarkan percakapan mereka.
Kyuubi terus menangis sesenggukan. Hatinya sakit saat sadar Itachi sudah mengkhianatinya, menyia-nyiakan perasaannya. Membuat hatinya kecewa. Padahal, ia sudah melakukan segalanya untuk Itachi, ia melakukan apa pun yang Itachi minta, termasuk tidak lagi memangsa manusia untuk diambil hatinya sebagai makanannya.
Tapi coba lihat sekarang apa yang dia dapat? Ia hanya dikecewakan, ia hanya hidup untuk dihancurkan. Kesetiaannya, dibalas dengan pengkhianatan.
"Kau menyakitiku…" kata Kyuubi semakin terisak. Ia melangkah gontai menuju jendela lalu membukanya. Hendak pergi, ia tidak mau tinggal bersama Itachi lagi. Ia akan pulang ke tempat asalnya, ke tempat seharusnya ia berada.
Benar kata ibunya… semua manusia itu… jahat! Mereka hanya akan membuat kaumnya kecewa disaat mereka sudah mulai percaya.
"Kau mau ke mana?" Tanya Itachi sambil meraih tangan Kyuubi. Tidak rela kalau sampai si orange itu pergi. "Kau tidak boleh pergi ke manapun, Kyuu. Sungguh kau hanya salah paham."
"Lepas!" Kyuubi menghempaskan tangan Itachi. Tidak lama kemudian kulit putihnya mulai berbulu, merambat dari kaki, tangan lalu memenuhi wajahnya. Itachi tertegun melihatnya, ia tidak menyangka Kyuubi akan kembali berubah. Menjadi seekor siluman pemangsa yang sangat mengerikan. Ekor-ekornya satu-persatu mulai muncul, sampai akhirnya kesembilan ekor berwarna orange itu bergerak-gerak sembarang arah. "Atau aku bersumpah aku akan membunuhmu."
Kyuubi tercekat karena kata-katanya sendiri. air matanya menetes semakin deras, membuat hujan diluar sana pun tidak jauh beda dengan keadaannya. Melihat itu Itachi hanya terdiam, ia bingung apa yang harus dia lakukan?
Itachi menunduk dalam, memikirkan hal apa yang bisa dilakukannya untuk membuat rubah kesayangannya itu percaya? mungkin… sebaiknya Itachi mengajaknya langsung bertemu Deidara. Biar Deidara sendiri yang menjelaskannya.
Yah!
Itachi kembali mengangkat kepalanya, tersenyum sumringah saat merasa masih memiliki kesempatan. Tapi kemudian senyumannya menghilang.
Kyuubi… sudah tidak ada lagi di ruangannya. Kyuubi sudah pergi, melompati jendela lalu menghilang tanpa ada seorang pun di luar sana yang melihatnya.
Bruk!
Itachi berlutut di lantai. Ia sudah tidak punya lagi kesempatan. Sampai saat ini ia masih tidak tahu di mana tempat Kyuubi berasal? Mereka dipertemukan secara kebetulan. Dan sekarang Kyuubi pergi, meninggalkannya. Membuat kepala Itachi berdenyut frustasi karena tidak tahu ke mana ia harus mencarinya?
"KYUUBIIIIII!" pada akhirnya Itachi hanya bisa berteriak depresi.
Naysaruchikyuu
"Kyuu?" lirih seorang pemuda berambut pirang yang baru saja sampai di pusat kota Konoha. Kepalanya mendongak menatap langit yang mengguyurkan hujan hampir menyerupai badai. Naruto mengerutkan keningnya cemas. Ia tahu, ada sesuatu hal yang buruk terjadi pada kakaknya.
Hujan ini bukan hujan biasa.
Hujan ini, adalah bentuk kesedihan sang kakak yang sedang terluka.
Naruto mempercepat langkahnya, berusaha menajamkan penciumannya mencari jejak-jejak Kyuubi yang sama sekali tidak bisa didapatnya.
Celingukan di tengah kota yang baru kali ini dipijak kedua kakinya. Hanya untuk mencari keberadaannya, keberadaan sang kakak yang beberapa bulan lalu melarikan diri dari rumah. Ingin melepaskan kutukan rubah berekor Sembilan yang selalu dihina-hina manusia. Kyuubi ingin bebas, ia ingin menjadi manusia seutuhnya. Bukan hanya siluman haus darah yang memakan hati siapa pun yang tergoda pada pesonanya.
Dan Naruto…
Ia juga menginginkan kebebasan yang sama. Ia menginginkan kebahagiaan yang serupa. Dihargai, disayangi, dan tidak lagi menjadi sesosok karnivora. Karena itulah dia ada di sini, di Konoha, mencari tuannya yang bisa membantunya.
Tapi… kenapa Kyuubi menangis?
Naruto mulai ragu dengan niat awalnya sendiri. kemudian ia menggelengkan kepalanya. mungkin Kyuubi hanya sedikit melakukan pertengkaran dengan si tuan.
Naruto menyusuri trotoar jalan tidak memedulikan tubuhnya yang basah kuyup. Tak menghiraukan tatapan kagum dari setiap orang yang dilewatinya. Tubuh jangkungnya terus melangkah maju mengikuti insting. Ia sudah biasa, semua rubah berekor Sembilan, memang memiliki daya tarik yang luar biasa. Bisa menjerat siapa pun yang melihatnya. Membuat mereka lebih mudah mendapatkan buruannya.
Sampai kemudian Naruto sampai di depan sebuah supermarket, ia sedikit kebingungan lagi mencari arah. Instingnya hanya memintanya untuk pergi sampai ke sana. Di depan sebuah mobil jaguar hitam yang terparkir manis mencolok di antara mobil-mobil yang lainnya.
"Kau siapa?" Tanya suara baritone saat melihat ada sesosok pemuda berkemeja orange yang menghalangi jalannya hendak masuk ke mobil. Pemuda berambut pirang dengan kulit tan caramel itu segera berbalik, ia sedikit tertegun melihat sosok berwajah datar di depannya. Merasa dirinya menghalangi jalan, ia segera menyingkir, tidak memedulikan pemuda di depannya yang kini menatapnya dengan sorot yang sulit diartikan.
"Siapa kau?" Tanya si penanya sekali lagi.
Naruto menatapnya sebentar lalu menjawab, "Namaku Naruto." ia memperkenalkan diri.
"Hn." Sasuke si pemilik mobil jaguar itu lagi-lagi hanya menatap Naruto datar. Membuat korban yang ditatap segera berbalik hendak melangkah pergi. Tapi kemudian Sasuke mencengkeram pergelangan tangan kanannya. Sekalipun mereka memang baru saling mengenal, sekalipun baru pertama kali ini mereka dipertemukan Tuhan. Tapi Sasuke tidak merasa asing dengan sosok di depannya.
Naruto kembali menoleh, safir cerahnya menatap onyx di depannya tak mengerti. Ia berusaha menghempaskan tangan Sasuke tapi sia-sia. Ia menggunakan sedikit kekuatan rubahnya untuk menepis tangan putih alabaster itu tapi usahanya percuma.
Membuat Naruto menatap sosok di depannya curiga. Ia tahu… si onyx ini bukan manusia biasa.
"Ada apa?" Tanya Naruto tak mengerti. Sedikit tersentak saat melihat onyx di depannya itu sejenak menatapnya penuh luka. Lalu kembali tersentak saat suara Naruto membuyarkan lamunannya.
"Sedang apa kau di sini?" Tanya Sasuke dingin. Sama sekali tidak melonggarkan cengkeraman pada pemuda di depannya. Ia masih tidak yakin, maka dari itu ia ingin memastikan. "Dan kenapa kau berpenampilan seperti laki-laki Naruko?"
"AKU MEMANG LAKI-LAKI!" teriak Naruto tersinggung. Tidak terima jika gender-nya sudah mulai dipertanyakan. Apa pemuda di depannya itu tidak melihat ada jakun di leher Naruto? apa si onyx itu tidak melihat bahwa dadanya juga rata sama seperti dirinya.
Sasuke bergeming, ia menghela napas lalu menundukkan kepalanya. baru menyadari tindakan bodoh yang dilakukannya. Mana mungkin sosok di depannya itu Naruko? Sementara gadis itu…
Sasuke tidak mau lagi memikirkannya. Kepalanya semakin berdenyut nyeri. Tanpa berpikir dua kali, Sasuke menyeret pemuda itu menuju pintu samping kemudi mobilnya, membuka pintu lalu mendorong Naruto masuk tanpa memedulikan segala bentuk protesannya. Naruto yang tidak tahu bagaimana cara membuka pintu mobil hanya memukul-mukul kaca anti peluru itu pelan, tetap berusaha tidak membuat keributan agar tidak mencolok.
Selang beberapa detik kemudian Sasuke sudah duduk di samping Naruto, memasukan kunci mobilnya ke lubang kunci lalu memutarnya. Mengatur kopling, rem, dan segera menginjak pedal gas mobilnya. Ia segera membawa Naruto keluar dari parkiran supermarket.
"Hei!" panggil Naruto akhirnya. Ia sama sekali belum mengetahui nama Sasuke. ia bingung karena sejak tadi Sasuke terus diam tidak menanggapi segala yang ditanyakannya. "Sebenarnya kau mau membawaku ke mana?" tanyanya sekali lagi.
"Rumahku!" jawab Sasuke akhirnya. Ia melirik Naruto sebentar lalu kembali fokus menyetir mobilnya. Melihat si pirang itu sudah bisa duduk diam. Sasuke bernapas lega, ia memang sedang tidak ingin banyak bicara.
"Memangnya untuk apa aku ke rumahmu?" Tanya Naruto sekali lagi. Melihat Sasuke diam, alis Naruto berkedut kesal, "Teme!"
"Oh, aku pikir rubah tidak bisa memaki orang, Dobe!" sindir Sasuke sinis. Ia sedikit menarik salah satu sudut bibirnya mengejek. pemuda di sampingnya itu langsung cemberut membuang muka. Ia menatap air hujan yang terus menetes ke kaca mobil, semakin lama semakin deras. Membuatnya khawatir saja.
'Ada apa dengamu, Kyuu?'
Tapi kemudian Naruto tercekat mengingat kembali perkataan terakhir Sasuke, perlahan ia menoleh menatap Sasuke yang hanya tersenyum miring horror. Sasuke sedikit geli karena Naruto baru menyadari panggilan Sasuke padanya setelah satu menit berlalu. Cih! Ternyata si pirang ini memang benar-benar dobe.
"A-apa kau bilang?" Tanya Naruto mendadak tergagap. Ia ingin memastikan bahwa barusan ia itu salah dengar. "Ka-kau-"
"Kenapa, rubah?" Sasuke mencibir. Membuat mata Naruto semakin terbelalak. "Kau rubah berekor Sembilan yang sedang mencari tuan bukan? Agar kau bisa berubah menjadi manusia seutuhnya."
"Dari mana kau tahu?!"
-----] #berpedang [-----
Uploaded Contact:
Source:
Kalo udah dibaca, komentarin lah. Boleh juga bagi-bagi info/pengalaman kamu di sini, biar blognya rame n rajin di-update.
-----] Thank’s for reading [-----
0 komentar