Title: Ridwan dan Yudistira [Part 1]
Uploaded by: Omsakti
Submitted: 7 April 1998
Disclaimer: Cerita milik penulis
Genre: School-life, Sport
Rate: M
Length: Doubleshot
WARNING!
Typo
menXmen
Gambar bukan milik saya, hanya untuk membantu imajinasi pembaca dan di ambil dari web.
Segala bentuk efek samping yang ditimbulkan cerita ini adalah tanggung jawab pembaca!
-----] @bluexavier69 [-----
Semua perenang tahu persis persaingan sengit antara kedua atlet spesialis gaya dada kelompok Senior (17 tahun ke atas) Ridwan dan Yudistira. Sejak masih di KU IV dulu, mereka selalu bergantian saling mengalahkan. Kadang-kadang mereka harus saling berbagi juga. Ridwan merebut emas 100 m sedangkan Yudistira yang 200m-nya.
Minggu ini di Purwokerto keduanya bakal ketemu lagi di arena kejuaraan nasional. Hasil latihan keras selama 6 bulan belakangan bakal kelihatan hasilnya di gelanggang bergengsi ini. Malah baik Ridwan maupun Yudistira sama-sama begitu bernafsu untuk menghantam rekor nasional yang sudah 10 tahun belum terguncang.
Ridwan naik ke atas kolam sambil melirik tajam ke arah Yudistira yang sedang melakukan pemanasan sebelum terjun ke kolam latihan. Untuk sesaat ia mengagumi celana renang Arena baru yang dikenakan Yudistira. Kancut segitiga berwarna biru tua polos itu begitu ketatnya membuat alat vital Yudistira (yang duduk di kelas 3 SMA) itu mencuat kedepan dengan jantannya.
Ridwan mengakui dalam hati kalau kontol Yudis sudah sangat besar ukurannya sekarang. Sejak kecil mereka memang sudah sering mandi telanjang bulat di bawah pancuran di ruang ganti. Keduanya bisa mandi bareng kalau sedang mengikuti kejurnas saja, karena keduanya tinggal di dua kota berbeda. Yudis di Jakarta, Ridwan di Denpasar.
Yudis pura-pura acuh terus saja melakukan pemanasan di pinggir kolam. Bukannya dia tidak tahu kalau kancut renang Ridwan yang juga baru itu seksi sekali. Warnanya hitam polos merek Asics. Begitu minimnya benda itu sampai batang dan biji peler Ridwan tanpa malu-malu membayang jelas sekali di selakangannya.
"Siap dapetin perak, Yud?" tanya Ridwan ketika melewati saingannya.
"Hah, nggak salah tuh. Lu aja yang nggak bakal gue bagi emasnya," tangkis Yudis santai.
"Kontol, lu. Gue libas lu di kolam nanti," sergah Ridwan.
"Alah... peler. Berani taruhan apa lu ngalahin gue?" tantang Yudis.
"Eh, kalau gue bisa ngalahin lu, lu isap kontol gue. Berani nggak lu, Homo?" Yudis kaget juga ditantang begitu, tapi dia gengsi untuk menolak.
"Boleh. Gue juga ingin tahu gimana rasanya di sepong sama lu, Rid," jawabnya.
"Eh, berani lu ya. Ayo kita cari saksi supaya lu jangan bohong," sergah Yudis panas.
Akhirnya mereka memilih Agung, mantan perenang nasional yang paling disegani sebagai saksi pertaruhan mereka. Agung yang bakal mengatur pelaksanaan hasil taruhan itu nanti.
Ketika nomor 200m gaya dada KU Senior dipertandingkan, Yudis dan Ridwan berenang seperti kesetanan, jauh meninggalkan lawan-lawannya. Penonton sampai menjerit-jerit histeris saking serunya pertarungan kedua perenang yang sama-sama tampan dan bertubuh kekar atletis itu.
Agung sendiri menyaksikan dengan kemaluan yang menegang. Siapapun yang menang dia bakal melihat salah satu dari kedua atlet belia bertubuh Tarzan itu mengulum titit lawannnya. Dan ternyata Ridwan unggul 0,63 detik dari Yudis! Dengan luapan kegembiraan Ridwan mengacungkan tinjunya ke udara. Dia puas bisa mengalahkan Yudis dan yang lebih penting lagi, dia bakal merasakan enaknya disepong saingannya itu. Yudis sendiri dengan kesal menghantamkan tinjunya ke air. Benar-benar panas dia!
"Oke, sekarang gue yang ngatur pelaksanaan taruhan kalian," ujar Agung sambil mengunci pintu ruang ganti kolam renang Telaga Indah yang sudah sepi. Semua perenang sudah kembali ke penginapan masing-masing. Cuma mereka bertiga di sana, "Ayo telanjang bulat dua-duanya," perintah Agung.
"Gue juga bugil?" tanya Yudis. Dia segan juga kalau ketahuan bahwa pelernya sudah ngaceng membayangkan mau mengisap kelamin jantan Ridwan yang berkulit putih bersih itu.
Agung mengangguk tegas. Kedua atlet itupun segera melucuti seragam training dan cawat renang masing-masing. Aurat keduanya dalam keadaan keras total. Sama-sama panjang dan besar!
"Sebelum isap titit Ridwan, mandikan dia dulu, Yud, biar bersih!" instruksi Agung lagi.
Tanpa banyak protes Yudis menggeret Ridwan ke bawah pancuran, menyalakan airnya dan mengusapi sekujur tubuh Ridwan. Agung melemparkan batang sabun ke Yudis. Yudis menyabuni seluruh badan Ridwan sampai ke peler dan lubang pantatnya. Yudis mengocok kontol Ridwan.
"Nanti gue keluar, Yud. Jangan curang lu. Gue mau ngencret dalam mulut lu!" protes Ridwan. Yudispun membilas tubuh kekar saingannya itu hingga benar-benar bersih.
Yudistira jongkok di hadapan Ridwan dan memandang ke arah alat vital perenang Bali yang gede itu.
"Pegang biji pelernya, Yud," suruh Agung lagi yang langsung dilaksanakan Yudis.
"Kulum kontol gue!" sekarang suara Ridwan yang terdengar. Agak bergetar. Yudis segera saja menyelomot ujung penis Ridwan dan mulai menyedot. Kepalanya maju mundur di batang kelamin jantan Ridwan.
"Nnnnggghhh.... arrrghhhh....... isepppp..... terussss........" lenguh Ridwan dengan mata yang terpejam-pejam. Tubuhnya yang masih basah itu bergetar hebat. Kedua kakinya sampai jinjit saking kegeliannya dia. Belum pernah ada yang mengulum kemaluannya sebelum ini. Yudis sendiri sampai tersedak-sedak pada mulanya, namun lama-lama ia mulai terbiasa memuluti urat kelelakian Ridwan yang luar biasa ukurannya itu. Dia sendiri jadi menikmati enaknya pertama kali menyedot-nyedot kontol.
"SSShhhhh..... aaarrrghhhhl.........."Ridwan menjambaki rambut Yudis yang semakin gencar memaju-mundurkan kepala diselangkangannya. Ridwan semakin tidak tahan lagi. Akhirnya meletuplah pejuh Ridwan ke dalam kerongkongan Yudis sampai hampir muntah. Namun Yudis menelan semua semburan air mani Ridwan sampai habis. Ridwan sampai lemas keenakan dibuatnya.
Yudistira menyudahi isapannya dan langsung berdiri. Diloconya alat vitalnya sendiri sampai pejuhnya muncrat. Lalu dipandanginya wajah Ridwan dengan tajam. "Besok giliran lu nyedot kontol gue ya!"
Memang keesokan harinya giliran nomor 200 m gaya dada dipertandingkan.
Sambil melirik ke arah Yudistira yang berdiri di sebelahnya, Ridwan membetulkan posisi alat kelaminnya yang selalu mengacung ke arah pusarnya dalam balutan cawat renang segitiga minimnya.
Yudis sedang berjalan ke arah kolam dan menunggu air kolam untuk membasahi tubuh kekarnya. Ridwan berusaha keras untuk berkonsentrasi penuh ke pertandingan yang akan segera diterjuninya: 200m Dada! Dia tidak ingin mengenang pengalamannya kemarin di hisap tititnya oleh Yudis. Ridwan ogah ngaceng! Semalaman ia mimpi basah gara-gara kejadian kemarin di ruang ganti. Cuma di mimpinya dia yang menyeruput peler Yudis dalam mulutnya yang perawan. Edan! Dia harus menang. Tak sudi dia di kalahkan
Yudis yang sebentar lagi akan menaiki blok no.4, blok untuk perenang yang catatan waktu terakhirnya paling cepat. Dalam hati ia jujur mengaku kalau untuk mengulum alat vital musuh bebuyutannya yang ganteng dan berbadan super atletis itu ia mau-mau saja, tapi bukan karena kalah taruhan di lintas kejurnas. Nggak deh!
"Awasss...!" terdengar teriakan pemberi aba-aba. Kedelapan atlet menaiki blok start masing-masing. Ridwan segera menaiki blok start no.5 dan membatin sekali lagi, dia kudu menang lagi!
Ia langsung terjun dengan mulus ketika letupan pestol start mengudara, dia menyelam sejauh-jauhnya dan siap-siap untuk muncul di permukaan dan mulai berenang!
Agung mengawasi jalannya pertandingan dari tribun penonton dengan tegang. Tadi malam ia tidak bisa tidur terkenang kembali akan apa yang disaksikannya di ruang ganti kemarin sore. Yudis menyedot kontol Ridwan!
Mantan perenang nasional yang sekarang assisten pelatih itu begitu terrangsang akan apa yang dilihatnya, ia tergoda untuk berhubungan homosex dengan kedua atlet juniornya yang kece-kece itu.
Hasil pertandingan ini akan memberinya kesempatan untuk menyaksikan lagi peristiwa seperti kemarin. Masalahnya siapa yang bakal menyelomot penis siapa? Sorak-sorai penonton menderu-deru, lima puluh meter terakhir! Agung memejamkan matanya sejenak. Kedua atlet di kolam tanding begitu dekat saling mengejar. Siapa? Siapa? Siapa?
Untuk sejenak suasana kolam agak gaduh sedikit begitu pertandingan usai. Pengawas lintasan tampak mondar-mandir. Baik Yudis maupun Ridwan sama-sama memandangi papan penunjuk waktu elektronik. Untuk beberapa detik tidak ada apa-apa di sana. Sampai akhirnya catatan-catatan waktu yang dibuat kedelapan atlet muncul juga. Yudis dan Ridwan sama-sama mencatat waktu 1:47,35! Mereka adalah juara bersama! Seisi kolam renang riuh rendah lagi. Segemuruh hati Agung (rupanya Yudis dan Ridwan pun ikut rusuh jantungnya).
Ruang ganti yang sudah sepi itu cuma diisi tiga orang saja. Yang dua telanjang bulat, berdiri saling berhadapan.
"Kalian harus tiduran di atas bangku panjang sana," tegas Agung dengan suara yang agak bergetar.
"Bareng-bareng mulai ngisapnya ya," sambungnya. Batang kontol kedua jagoan gaya dada itu sudah sama-sama ngaceng total! Taruhan ya taruhan juara kembar harus saling mengisap kemaluan dalam posisi 69!
Ridwan merebahkan tubuh perkasanya di atas bangku panjang. Akhirnya sebentar lagi ia akan mencicipi alat vital Yudis, namun setidaknya miliknya sendiripun akan dicumbu lagi oleh mulut Yudis pada saat yang sama! Dengan agak tersenyum ia memandangi badan Yudis yang mulai mengambil posisi 69 di bawah pengarahan Agung. Selangkangan Yudis sudah berada diatas wajahnya, sedangkan muka saingannya itu sudah aman diantara kedua pangkal pahanya.
"Mulai!" perintah Agung.
Yudis langsung saja menjulurkan lidahnya dan menjilati kantung buah-buah zakar Ridwan membuat bulu-bulu halus di paha remaja 17 tahun itu berdiri. Ridwan sendiri sibuk memasukkan ujung kontol Yudis kedalam mulutnya. Ridwan berusaha untuk tidak mual dicekoki batang kontol segede dan sepanjang itu. Yang dia tahu dia ingin terus menjilat dan menjilat! Agung benar-benar tegang total menyaksikan kedua perenang tangguh itu saling mengisap. Ia ngiler sekali ingin ikut serta.
Yudis dan Ridwan tambah rakus memuluti kelamin jantan lawan masing-masing. Tubuh keduanya sama-sama bergetar hebat. Suara hisapan dan sedotan mulut dan lidah keduanya beegitu ribut seperti anjing sedang menggerogoti tulang.
Slurp..... slurppppp....... Cesss......!
Hampir dua puluh menit keduanya saling mengulum sampai akhirnya dari dalam mulut Ridwan mulai keluar buih kental tanda Yudis sudah keluar orgasmenya dengan sempurna. Tak lama kemudian giliran Ridwan yang menghujamkan seluruh batang kemaluannya kedalam isapan Yudis, membuat Yudis kelabakan berusaha menelani semburan peju idolanya sekaligus saingannya itu. Kedua perenang jantan itu untuk sejenak berusaha mengatur nafas.
Ketika keduanya sudah bangkit dari bangku panjang giliran Agung langsung membuka seluruh pakaiannya, membuat kedua atlet nasional remaja itu kebingungan.
"Nah, sekarang giliran kita bertiga jadi juara bersama. OK? Demi terjaganya kerahasiaan taruhan ini,"
Ridwan dan Yudis merasa Agung akan mepererat persahabatan diantara mereka menjadi suatu hubungan yang sangat intim!
-----] #berpedang [-----
Uploaded Contact: omsakti@hotmail.com
Source: http://www.menonthenet.com/EroticStories/index.cfm?m=article&ArticleRecId=294595
http://www.menonthenet.com/EroticStories/index.cfm?m=article&ArticleRecId=294596
Kalo udah dibaca, komentarin lah. Boleh juga bagi-bagi info/pengalaman kamu di sini, biar blognya rame n rajin di-update.
-----] Thank’s for reading [-----
0 komentar