01 Jun 2003

Thursday, January 24, 2019




Title: 01 Jun 2003
Uploaded by: VERSUS
Submitted: 24 Januari 2004
Disclaimer: Cerita milik penulis
Genre: 
Rate: 
Length: Ficlet

http://berpedang.blogspot.co.id/search/label/

WARNING!

Typo

menXmen

Gambar bukan milik saya, hanya untuk membantu imajinasi pembaca dan di ambil dari web.

Segala bentuk efek samping yang ditimbulkan cerita ini adalah tanggung jawab pembaca!

Kisah ini adalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama tokoh dan lokasi, maka itu hanya kebetulan semata dan di luar kesengajaan penulis. Selain beberapa karya fiksi, penulis juga telah memuat di MOTN rangkaian kisah nyata pengalaman pribadi penulis dalam seri "A VERSUS Story". 

-----] @bluexavier69 [-----




KISAH:

: Buku harianku, aku membelimu semalam dari sisa uang pesangon yang ku terima hari Jumat lalu. Istriku telah kabur kemarin membawa putri tunggal kami, setelah kami bertengkar hebat seharian kemarin. Dia nggak terima kalau aku di-PHK dan harus jadi pengangguran. Apalagi pesangonnya kecil banget, padahal aku sudah kerja lebih dari 10 tahun di perusahan itu, sebagai staf teknis lagi! Ya, apa boleh buat, ku berikan saja setengahnya ke istri, lalu aku masih punya sedikit uang untuk makan sehari-hari. Namun aku memang perlu membelimu, buku harianku, sebab aku bakal gila jika tidak ada yang bisa diajak bicara di rumah. Meskipun kamu nggak bisa menjawab, yang penting aku dapat meluapkan semua perasaanku. So, untuk selanjutnya, kamu adalah teman karibku.

02 Jun 2003 : Sudah sejak pagi aku bolak balik halaman koran Pos Kota, mencari lowongan, tapi kayaknya nggak ada yang cocok untuk background pendidikanku. Bagaimana nih bukuku tersayang? Aku udah terbiasa kerja, rasanya mau gila deh bengong di rumah kayak gini. Kasih ide dong! (Sorry, aku lupa kalo kamu nggak bisa ngomong)

05 Jun 2003 : Bodoh amat! Jadi sopir juga boleh, meskipun aku Master Teknik Komputer. Kayaknya hanya itu yang aku rasa cocok dari semua lowongan yang tertulis di koran. Tadi aku udah kirim berkas lamaran ke PO Box yang tertera di iklan baris itu. Hanya saja aku lampirkan copy ijasah SMA, malu kalo ketahuan aku S2 jadi sopir. Kamu pegang rahasiaku ya, buku yang paling baik di dunia?!

12 Jun 2003 : Wah, tak disangka, wawancara siang tadi begitu mudah. Si boss bilang aku boleh masuk kerja mulai hari Senin depan. Nggak apa-apalah, walau hanya sopir, tapi sopir pribadi bossku langsung. Gengsiku nggak turun-turun banget nih. Capek ah, mau bobo dulu!

16 Jun 2003 : Wahai buku tercinta, seharian ini aku tegang banget! Biasa, hari pertama kerja emang begitu. Untunglah si boss orangnya baik sekali. Bahkan aku diajak makan siang bareng dia di Plasa Senayan. Hanya saja... aku jadi rada risih, soalnya boss terus-terusan memandangiku ketika makan. Tatapannya aneh banget. Mungkin dia sedang mencoba mempelajari karakterku. Biar ajalah, toh aku nggak punya tampang penipu atau semacamnya. Eh, tadi aku dikasih uang untuk beli baju seragam. Masih ada sisa duit sedikit, aku belikan sampul cantik untukmu. Jadi kita sama-sama pake baju baru, hehehe...

18 Jun 2003 : Buku harianku, mungkin kamu nggak bakal percaya apa yang akan aku tuliskan ini! Rasa kagetku sendiri pun belum sepenuhnya hilang saat pulang rumah. Tahu nggak, tadi si boss minta diantarin ke sebuah villa di Puncak. Katanya akan ketemu dengan relasi bisnisnya di sana. Setelah tiba, aku diajak turun dan ikutan masuk ke villa. Di sana hanya ada seorang pelayan wanita setengah baya dan suaminya yang jadi penjaga villa. Teman boss nggak kelihatan. Boss lalu menyuruh mereka keluar dan pintu dikunci dari dalam. Aku... aku kaget setengah mati! Boss tiba-tiba merangkul tubuhku dan mencium bibirku. Tentunya aku tersentak. Seumur-umur, baru sekarang bibirku dicium seorang pria! Aku bingung bercampur takut, rasanya aneh banget dan ingin ku tolak, meskipun itu adalah bossku. Namun dia bilang gajiku akan dikali lipat dua, jika aku bersedia bercumbu dengannya. Setelah agak tenang, ku pikir-pikir, nggak apa-apalah, yang penting ada lebihnya. Utang di warung sebelah udah numpuk, terus rekening listrik dan air juga belum bayar. Pasrah aja deh. Boss telanjangi aku, lalu dia mengisap kontolku. Ternyata enak juga, hanya saja agak geli karena sering tergesek kumisnya. Kontolku belum pernah diisap orang sebelumnya, termasuk istriku. tadinya aku agak sulit ereksi karena tahu bahwa yang ngisap itu mulut lelaki. Tapi aku coba pejamkan mata dan membayangkan wanita cantik nan sexy. Akhirnya aku bisa merasakan rangsangan dari permainan lidah si boss, sampe keluar pejuku. Dan... percaya nggak... ditelan semuanya sama boss sampe ludes! Bodoh ah, yang penting gajiku jadi dobel.

20 Jun 2003 (ditulis 21 Jun 2003) : Kamu mungkin bingung, kenapa semalam aku pulang nggak langsung membuka lembaranmu dan menulis seperti biasa. Semalam aku mabuk berat, dan pulang terhuyung-huyung. Aku sebenarnya malu menceritakan kepadamu apa yang telah terjadi kemarin, tapi hanya kamu tempat aku curhat saat ini. Ah, lagi pula kamu nggak bisa menertawaiku! Ku tulis aja biar plong... Kemarin sore aku diminta boss mengantarnya ke Hotel Hilton. Rupanya dia sudah booking kamar. Ketika masuk ke kamar, aku sudah siap-siap, karena ku pikir boss akan mendekapku seperti hari Rabu kemaren. Ternyata tidak! Aku diajak duduk bareng di sofa. Di meja sudah ada sebotol whisky Black Label, termos es batu, 2 gelas dan sepiring kacang mede. Sebelumnya aku belum pernah minum gituan. Ketika boss menyuruhku meneguk whisky yand dituangkannya ke gelasku, wajahku berubah kecut oleh rasanya yang menyengat. Boss hanya ketawa saja melihat reaksiku. Aku makan kacang mede, rasanya berbaur jadi enak di mulutku. Aku tak kuasa menolak ketika boss terus menuang whisky dan menyuruhku minum. Bahkan aku lebih banyak minum daripada boss. Kepalaku serasa melayang, dan aku jadi rada cerewet. Meskipun aku sudah teler, tapi aku masih tahu ketika boss menelanjangi dirinya sendiri di depanku sebelum melucuti pakaianku juga. Kontolku diisapnya. Kali ini aku nggak kaget lagi kayak hari Rabu kemarin di Puncak... plus udah mulai mabuk. Tapi ketika boss tiba-tiba menyodokkan kontolnya yang sudah ngaceng ke mulutku, spontan aku mual dan muntah menyembur ke tubuhnya. Dia sepertinya nggak peduli. Kaos dalamku yang tergeletak di atas sofa diambilnya untuk membersihkan muntahku dari tubuhnya dan juga mulutku. Boss kemudian memasukkan lagi kontolnya ke mulutku. Kali ini aku udah agak pasrah, lagipula aku sudah terlalu mabuk untuk berdiri dan melawan. Ku biarkan mulutku diperawani kontolnya yang besar itu. Tapi karena aku terlalu pasif, dia kemudian mengambil sesachet gula lalu menaburkannya di kontolnya. Ketika dimasukkan lagi ke mulutku, rasanya sudah seperti es lilin. Jadi, aku menurut saat boss minta aku mengisap gula dikontolnya. Tiba-tiba kepalaku dipegangnya erat-erat, lalu boss melakukan gerakan maju mundur dengan cepat sampe ujung kontolnya menyeruduk ke pangkal mulutku. Dengan satu sentakan keras, seluruh batangnya tenggelam ke rongga mulutku, tiba-tiba aku rasakan ada semprotan cairan panas yang langsung mengalir ke kerongkonganku. Aku nggak tahu lagi rasanya apa, sebab liurku sudah manis oleh gula. Ia lalu lunglai di sampingku, dan aku pun tertidur juga karena kepalaku sudah terasa berat banget. Nasib, oh nasib!

23 Jun 2003 : Buku tersayang, siang tadi penderitaanku lengkap sudah! Aku nggak peduli besok mau makan apa, yang penting aku nggak akan masuk kerja lagi di tempat bossku. Kayaknya aku nggak perlu malu-malu lagi deh menulis hal ini di lembaranmu... Sore tadi, ketika semua karyawan sudah pulang, aku dipanggil Pak Padmo, security di kantorku, lalu kami berdua menuju ke ruang kerja boss. Kejadian hari ini lain lagi. Boss meminta Pak Padmo untuk MELATIHku (katanya). Security yang sangar itu membuka celananya dan duduk di ujung sofa. Aku disuruh tiduran telungkup di atas sofa, dengan posisi mulutku pas menghadap kontolnya. Dalam keadaan tidak mabuk, aku bisa mencium bau menyengat dari kontolnya. Tentu saja aku menolak! Pak Padmo geram dan memaksa membuka rahangku dengan tangannya. Bossku kemudian mendekat dan membujukku baik-baik. Ia lalu mengisap kontol Pak Padmo yang bau itu, seperti memberi contoh. Disiramnya kontol itu dengan sedikit air dan menyekanya dengan selembar tissue. Saat itu boss juga sudah dalam keadaan telanjang. Digiurkannya aku dengan tambahan gaji lagi, jika aku mau menuruti skenarionya. Akhirnya aku pasrah. Security berbadan kekar itu tersenyum puas ketika aku mau mengulum kontolnya. Tiba-tiba selembar cek yang sudah ditandatangani boss tapi belum ditulis angkanya digelar depan mataku. Boss berpindah mendekati bokongku lalu membuka pahaku lebar-lebar. Rupanya itu maksud lembaran cek di depanku. Ia mengolesi kontolnya dengan cairan pelicin, lalu dengan pelan memasukkan kepala kontolnya ke anusku yang masih sempit. Ketika kontolnya disodok masuk ke dalam liang duburku, spontan aku teriak kesakitan. Aku meronta hingga terlepas, lalu berdiri mengambil pakaianku. Mereka berdua hanya bengong melihat reaksiku. Bahkan lembar cek di sofa aku cuekin. Segera ku tinggalkan kantor keparat itu. Jadi, bukuku, kamu bisa ngerti kan kenapa aku nggak mau lagi kerja di situ?

24 Jun 2003 : Buku harianku tersayang, kini kita berdua balik lagi ke keadaan seperti pada tanggal ... seorang pengangguran dan buku hariannya!







-----] #berpedang [-----

Uploaded Contact: 
Source: http://eroticstories.menonthenet.com/index.cfm?m=article&ArticleRecId=299380

Kalo udah dibaca, komentarin lah.  Boleh juga bagi-bagi info/pengalaman kamu di sini, biar blognya rame n rajin di-update.


-----] Thank’s for reading [-----

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar