Uploaded by: Zico
Submitted: 21 Maret 2001
Disclaimer: Cerita milik penulis
Rate: M
Length: Ficlet
Warning: Typo. menXmen. Gambar bukan milik saya, hanya untuk membantu imajinasi pembaca dan diambil dari website. Segala bentuk efek samping yang ditimbulkan cerita ini adalah tanggung jawab pembaca!
-------------] @bluexavier69 [-------------
Saya belum pernah naik kapal laut. Selama ini saya pergi ke Makassar dengan pesawat, tapi saya pikir saya ingin tahu naik kapal laut bagaimana rasanya. Kata orang akan terasa enak kalau beli tiket kelas I atau II. Saya tidak mau ambil resiko dan saya ingin menikmati perjalanan, maka saya mengambil kelas I untuk sendiri (harusnya 2 orang) di kapal Bukit Siguntang. Saya tidak akan cerita tentang kapal Bukit Siguntang (BS), tapi saya akan ceritakan apa yang terjadi dengan saya di kapal itu.
Setelah tiga jam kapal BS berlayar, saya merasa jenuh berada di kamar sendirian. Kemudian saya keluar ke dak kapal. Saya melihat laut begitu luas di depan saya, dan saya begitu menikmatinya. Pada saat itu saya melihat seorang laki-laki berdiri tidak jauh dari saya. Dia sendiri berdiri memandang ke laut lepas, dengan mengenakan kaos seperti seragam TNI begitu ketat dan celana pendek hijau. Saya kagum dengan bentuk tubuhnya yang... Kemudian saya dekati, dan mulai mengajaknya bicara.
"Ini pertama kali saya naik kapal laut." kataku memulai pembicaraan. Dan laki-laki itu menoleh kearahku dengan senyum.
"Dari mana Mas?" tanyanya
"Oh ya, perkenalkan saya Rico," kataku, langsung kujabat tangannya yang keras itu.
"Saya Benny." katanya pula.
"Bapak tentara ya?" tanyaku, "Dari kesatuan mana Pak?"
"Ya, saya dari Angkatan Darat."
Lama saya memandang Pak Benny dengan wajahnya yang tegas, berkumis tidak terlalu lebat, sehingga terlihat sekali kegagahan dan keramahannya. Lama sekali saya memandang, hingga dia mengejutkan aku dengan pertanyaannya.
"Ada apa Mas?" tanya Pak Benny.
"Bapak gagah sekali." kataku spontan.
"Wah, yang benar Mas?"
"Benar Pak." Saat itu pula Pak Benny memandangiku dengan seksama dan mata yang tajam.
"Maaf Pak, mungkin saya mengganggu. Saya akan kembali ke kamar."
"Tidak tidak, saya senang kenal dengan Mas." katanya sambil menepuk pundakku yang membuat terasa ada arus mengalir dan membuat sesuatu dibawahku bergerak begitu cepat. Saat itu pula jantungku begitu cepat berdetak.
"Mas juga gagah dan terlihat ramah." kata Pak Benny yang membuat aku tersipu.
Kulihat kearah celana pendeknya yang ketat ada tonjolan begitu besar. Pak Benny pun membiarkan aku melihat semua itu. Dan tiba-tiba sambil menepuk bahuku, dia menempelkan tubuhnya ke tubuhku.
"Luas sekali lautan disana ya." katanya sambil menggesekkan sesuatu di pantatku. Aku pun tidak konsentrasi dengan ucapannya, tapi sesuatu yang mengenai diriku.
"Mas umur berapa?"
"E... saya 30 tahun" jawabku terkejut.
"Wah umur kita beda 10 tahun." kata Pak Benny. "dengan siapa ke Makassar sekarang?"
"Saya sendiri, Pak." jawabku bersemangat. "Apakah Pak Benny mau ke kamar saya, kebetulan saya sendiri di kelas I." kataku agak sedikit ragu. Tapi saat itu pula Pak Benny segera menganggukkan kepala yang membuatku makin deg-degan.
Kemudian kami berdua pergi ke kamarku, sesampainya di dalam kukunci dan ....
Pak Benny langsung memelukku dan menciumi pipiku, meraba seluruh anggota tubuhku, dan membuka kaos dan celana pendekku. dengan perlahan dia langsung menghisap burungku yang sudah tegang sekali.
"Oh.. terus Pak.." kataku tak tahan, dan kubalas pula dengan ciuman. Wajahnya yang ganteng dengan kumis tipis, membuatku sangat bernafsu, dan langsung kubuka pula seluruh pakaiannya. Oh, betapa bahagianya aku melihat dadanya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Kemudian kubuka pula celana pendeknya. Dan wah hebat sekali, burungnya juga sudah berdiri tegak dan begitu bersih dengan ditumbuhi bulu-bulu yang lebat. Langsung saja kuisap, yang membuat dirinya pun mengerang keenakan.
Kemudian kami pun sudah telanjang dan saling mencium bibir di tempat tidur. Benar-benar nikmat. Tubuhnya yang kekar mencengkeram dan memeluk tubuhku sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya. Oh, nikmat sekali...
Aku pun melakukan hal yang sama, dan Pak Benny pun menikmatinya. Aku diatas dan terus mengoyang dan menggenjot pantatku. Saat itu kami berdua begitu puas sambil terus mengerang kenikmatan.
"Aahh... aahhh... saya mau keluar Rico."
"Ya Pak, saya juga." kataku terengah-engah.
Crooot... croooooot... Keluarlah pejuh begitu banyak di tubuh kami berdua.
Terdiam sejenak dan kelelahan, kami saling memandang dan mencium bibir dengan perlahan. Oh betapa nikmatnya...
Saat kami saling mencumbu, tiba-tiba berkobar lagi gelora sex Pak Benny dan diriku.
"Rico, masukkan kontolmu ke pantatku," pintanya. Langsung saja kulakukan dan terus menggenjot naik turun. Kami sama-sama menikmatinya.
"Terushh Rico... terushh... yang keras... lagi.. lagi...." Aku pun melakukan permintaannya.
"Oh saya mau keluar, Pak. " kataku tak tahan .
"Keluarkan di dalam, Rico. Aku pun juga ingin keluar." kata Pak Benny sambil mengerang menikmati sodokanku.
"Oh, keluar Pak..." kataku keras dengan penuh nafsu. Saat itu pula muncrat air mani Pak Benny untuk yang kedua kali sama seperti aku.
Oh, nikmaaaaaatt... kami pun saling memandang dan tertidur dipelukan. Hingga esoknya kita lakukan dan lakukan lagi...
----------------
Dua hari di kapal Bukit Siguntang (BS) begitu sangat mengesankan. Setelah kejadian di hari pertama, ternyata saya mengalami kejadian yang lebih menakjubkan, benar-banar pengalaman pertama naik kapal laut yang sangat berkesan.
Pak Benny, sang tentara yang kukenal di kapal BS itu, benar-benar membuatku sangat berkesan. Mungkin apa yang aku alami sebenarnya lebih dahsyat dari pada yang aku ceritakan ini, karena aku tak begitu pandai bercerita.
Setelah kami berdua (aku dan Pak Benny) melalui hari yang indah, yang tak pernah dapat aku lupakan. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Pak Benny sudah mengetuk pintu kamarku di kapal BS. Aku sebenarnya tak kan terkejut, dan aku yakin bahwa besok pagi Pak Benny pasti datang kekamarku lagi. Tapi aku benar-benar dibuatnya kaget dan terkejut, begitu ku buka pintu kamarku...
"Pagi.. Pak Benny." kataku terkejut di depan pintu.
"Hai Rico, bagaimana kabar kamu?" sapa Pak Benny sambil menjabat tanganku, sangat kurasakan kekarnya tangan Pak Benny, "Kenalkan teman-teman saya, ini Teddy dan ini Bambang."
Itulah yang membuatku terkejut, Pak Benny datang dengan dua orang lagi temannya, mereka semua pasti juga tentara dilihat dari penampilannya. Dan yang membuatku lebih terkejut lagi adalah kedua temannya itu tidak kalah ganteng dan gagahnya. Benar-benar membuat hatiku berdebar sangat keras. Karena terpananya sampai aku lupa mempersilakan mereka masuk, hingga Pak Benny menanyakan padaku apakah mereka boleh masuk.
"Silakan Pak, silakan, ma'af saya kaget habis bangun tidur." Kemudian mereka semua masuk ke kamarku, dan aku pun mengunci pintu kamarku.
Pak Benny mulai mengenalkan teman-temannya, begitu pula mengenalkan diriku kepada mereka. Aku masih dengan hati yang deg-degan memandang wajah dan postur tubuh mereka bertiga. Senyumnya, suaranya yang berat, kumisnya,dan pasti juga senjata mereka yang belum kulihat. Semua membuat hatiku berdebar keras sekali.
"Boleh saya mandi dulu?" tanyaku pada mereka. "Maklum, baru bangun. "
"Oh ya, silakan." kata Pak Benny, "Kami pun belum mandi, dan ingin ikut mandi juga disini, kalau boleh..."
Mandi bersama? tiba-tiba makin keras jantungku berdetak. Oooooooh... betapa terkejutnya aku.
"Kamar mandinya kecil, Pak" kataku terbata-bata.
"Ah, tidak apa-apa, kita gantian..." kata Mas Bambang yang kelihatan lebih muda, tapi usianya beda 6 tahun denganku, dia 36 tahun.
Kemudian kami berempatpun saling melepaskan pakaian. Pak Benny melepaskan pakaianku, sedangkan Mas Bambang melepaskan pakaian Pak Teddy (mungkin dialah yang paling tua diantara kami berempat, usianya sudah 45 tahun, tapi masih kelihatan muda dan energik).
Wah, besar sekali senjata Mas Bambang, dan itu pun belum dalam keadaan ereksi. Sambil melepaskan pakaian, kami sempat beberapa kali saling berciuman, oh betapa menggairahkannya.
Aku mandi lebih dulu bersama Pak Teddy, sedangkan Pak Benny sedang asyik bersama Mas Bambang di tempat tidur. Di kamar mandi pun aku bermain bersama Pak Teddy, Walaupun paling tua, Pak teddy sangat menggairahkan, mungkin karena pengalamannya bermain dengan istrinya.
Dia sabuni tubuhku dari leher sampai terus ke bawah, aku pun sudah tak tahan, dari tadi burungku sudah tegang dan sangat keras. Sambil memainkan sabun ke tubuhku, Pak Teddy terus menciumi bibirku, Ohhhh nikmat sekali ciumannya. Sampailah dia memainkan sabunya ke bagian kakiku dan saat itu pula Pak Teddy mengulum burungku yang tegang maksimal. Ohhhh nikmat sekali...
"Terus Pak, teruuuussshh..." Benar-benar kunikmati, hisapannya enak sekali.
"Terus Pak, teruuuussshh..." Benar-benar kunikmati, hisapannya enak sekali.
Kemudian kami saling basuh dengan air, dan Pak Teddy pun keluar kamar mandi bersamaku, saat itu pula kulihat Mas Bambang dan Pak Benny benar-benar sedang dalam puncaknya. Aku lihat Mas Bambang sudah memasukkan senjatanya ke lubang Pak Benny, Pak Benny berteriak-teriak kecil keenakkan. Sementara Mas Bambang dengan permainannya yang hebat, sebentar-sebentar dia turunkan tempo permainannya, sebentar dia percepat. Ohhhhhh... habat sekali permainan mereka, membuat aku dan Pak Teddy ikut bergairah. Kami pun ikut bermain bersama mereka.
Permainan yang begitu hebatnya, belum juga keduanya keluar mani. Pak Benny mengajak Mas Bambang mandi, mereka juga mengajakku ke kamar mandi. Kamar mandi yang kecil itu pun diisi bertiga, tapi kemudian aku keluar, karena sumpek rasanya.
Setelah mereka selesai mandi, Mas Bambang menghampiri diriku. kemudian aku pun langsung menghisap senjatanya yang besar dan panjang itu. Sementara Pak Benny juga asyik bermain bersama Pak Teddy, hingga akhirnya kami berempat bermain bersama. Mas Bambang minta dimasukkan, dan aku pun memasukkan burungku ke lubangnya. Ohhhhh nikmat sekali Mas Bambang, nikmat sekali...
"Terusshhh Rico... aku menyukainya... teruuuu..sshh... ohhhh... terushh..." katanya padaku.
Sambil aku mengenjot naik turun, Pak Teddy memasukkan senjatanya ke mulutku. Oh, aku benar benar merasakan nikmanya atas dan bawah. Sementara itu Pak Benny terus mengocok senjatanya sambil menikmati ciuman bersama Pak Teddy. Kami semua bergairah, sangat bergairah.
Tiba-tiba saja Mas Bambang mengerang keras, karena sudah tak tahan ingin keluar, sambil terus mengocok senjatanya yang besar sekali.
"Ohhh... aku mau keluar" teriak Mas Bambang
Pada saat yang sama aku pun sudah tak tahan dan begitu juga dengan Pak Benny dan Pak Teddy. Kami berteriak mengerang hingga akhirnya...
Croooot..... crooooot...... crooooot.....
Sperma Mas Bambang keluar banyak sekali ditubuhnya, sementara air mani Pak Teddy tak tertampung lagi di mulutku dan akhirnya tumpah mengenai sebagian tubuh dan wajah Mas Bambang. Sperma Pak Benny muncrat jauh mengenai dinding kamar, semnetara spermaku sendiri sudah keluar didalam lobang Mas Bambang. Ohhhh... kami pun puas, puas, puas sekali!
-----] #berpedang [-----
Uploaded Contact: zico90023@satumail.com
Source: menonthenet
Kalo udah dibaca, komentarin lah. Boleh juga bagi-bagi info/pengalaman kamu di sini. Biar blognya rame n rajin di-update.
Kritik dan saran bisa dikirim lewat
e-mail: kulipembangun@gmail.com
-----] Thank’s for reading [-----
0 komentar