“Her.. jangan berisik , aku suka badan kamu, kontol kamu gua isep boleh ya?” katanya pelan. Ah.. si Asrul yang nyelonong di bawah dan tangannya terus bergerilya meremas-remas dan mempermainkan alat vitalku. Aku tidak menjawab tapi juga tidak menolak ketika mulutnya mulai melumat batang kemaluanku.
Title: Pengalaman Pertama dan Terakhir
Uploaded by: Baracuda
Submitted: 21 Juni 1998
Disclaimer: Cerita milik penulis
Rate: T
Length: Ficlet
Warning: Typo. menXmen. Gambar bukan milik saya, hanya untuk membantu imajinasi pembaca dan diambil dari web/akun mereka. Segala bentuk efek samping yang ditimbulkan cerita ini adalah tanggung jawab pembaca!
-----] @bluexavier69 [-----
Kisah ini adalah pengalaman pribadiku. Waktu itu aku sedang kuliah semester 2 (kerja sambil kuliah). Malam tahun baru 1996 aku diajak Dedy temanku untuk menghabiskan tahun 1996 dengan menonton blue film dirumahnya di kawasan Klender, Jakarta Timur. Di sana sudah ada dua orang yang menunggu, salah satu diantaranya adalah orang Padang namanya Asrul. Orangnya berkulit kuning terang, pendiam, berperawakan sedang, kalau boleh dibilang langsing.
Dalam ruangan kamar itu ada sebuah tempat tidur yang besar, cukup untuk empat orang. Sebuah TV 14 inch, serta sebuah video merk sony kalau tidak salah kami memutar 6 buah kaset video semuanya film XXX tapi aku tidak menonton sampai habis karena tidak biasa begadang.
Aku memilih tidur di bawah, beralaskan karpet Persia karena di atas sudah ada tiga orang. Kebiasaanku kalau tidur tidak pakai celana dalam untuk itu aku meminjam sarung tuan rumah. Ketika aku melucuti celanaku aku cuek saja karena semuanya toh laki-laki dan punya barang yang sama. Aku ndak nyangka kalau mereka pada kaget melihat batang kemaluanku yang lagi tegang.
"Her.. gede juga barang kamu, berapa meter tuh! " Aku acuh tak acuh dan langsung tidur melipat kedua kakiku.
Antara sadar dan tidak, aku tergagap bangun karena ada orang yang menggerayangi alat vitalku, saat itu aku tidak tahu siapa orangnya karena lampu dalam keadaan padam. Ketika aku mencoba menepis tangan itu, ia berbisik pelan.
“Her.. jangan berisik , aku suka badan kamu, kontol kamu gua isep boleh ya?” katanya pelan. Ah.. si Asrul yang nyelonong di bawah dan tangannya terus bergerilya meremas-remas dan mempermainkan alat vitalku. Aku tidak menjawab tapi juga tidak menolak ketika mulutnya mulai melumat batang kemaluanku. Mula-mula pelan, lama-lama cepat dan penuh nafsu, aku menggelinjang dibuatnya.
Kontolku makin mengeras dan menegang, Asrul melepaskan kulumannya dan mempermainkan batang kemaluanku yang tegang meradang itu. Ditepuk-tepukkan dimukanya untuk beberapa saat. Pada saat akan mencapai puncak ejekulasi aku balikkan posisi badanku, pinggulku berada diatas kepalanya kugenggam batang kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Asrul. Aku goyang pantatku naik turun dengan irama yang teratur.
Asrul agak gelagapan juga, tapi nafsuku sudah tidak bisa kukendalikan disaat air maniku keluar kutekan dalam-dalam dia agak tersedak menelan sperma yang menyemprot keras ke dalam mulutnya.
Kejadian itu berlalu, dan aku tidak pernah lagi bertemu dengannya. Anehnya sejak saat itu, dalam fantasi mimpi-mimpiku, aku selalu membayangkan dan menggauli Asrul apalagi saat itu hubungan dengan pacarku juga lagi tegang karena bapaknya tidak begitu suka padaku terutama sekali abangnya.
Diakui atau tidak, secara tidak sengaja aku telah memasuki dunia gay meski hanya semalam, tapi pengaruhnya begitu kuat! Kucoba untuk menghindar dan melupakan kejadian itu, ternyata sulit. Apalagi disaat libidoku sedang memuncak, aku tak kuasa untuk menghindar dari bayangan Asrul.
Aku pernah membaca dunia kaum gay dan tempat mangkalnya dan kucoba untuk mendatanginya. Tapi setelah sampai di tempat, aku tidak mempunyai keberanian untuk bergabung dan menyatu dengan mereka. Hari-hari kulalui seperti biasa dan aku hidup dalam fantasi sexualku yang menyimpang. Ditambah, setelah kematian cewekku, aku semakin tenggelam dalam duniaku yang baru. Kecewa, frustasi, tak tahulah aku.
Bulan Mei 1997 di kantor, aku mendapat telepon dari seseorang yang semula tidak aku kenal. Tapi setelah menyebut namanya dan mengingatkan kejadian di Klender dulu, tiba - tiba jantungku berdebar keras! Ia bercerita panjang lebar dan bagaimana ia bisa mendapatkan nomor telepon kantorku. Tentu saja dibumbui dengan kata-kata cabul yang memancing hasrat kelelakianku.
Tidak tahunya selama ini dia dipindahtugaskan di Samarinda dan kini berada di Jakarta karena ada tugas, aku dimintanya untuk datang menemuinya selepas jam kantor di salah satu sebuah hotel dimana ia menginap dengan satu permintaan yang aneh. Aku harus mencukur habis jembut disekitar kemaluanku, berhubung aku sedang banyak pekerjaan aku berjanji untuk menemuinya esok hari ditempat yang telah dijanjikan.
Seperti kesepakatan, esoknya aku menemuinya. Kami mengobrol sebentar di loby setelah itu dia mengajakku kekamarnya. Di kamar, tingkah lakunya berubah jadi lembut, terkadang manja. Baru kali ini aku menyikapi tingkah lakunya secara total. Lemah lembut sesekali manja, tapi mendadak liar disaat nafsunya memuncak.
Adalah kesukaan dia, bila kemaluanku full ereksi kurang lebih 22 cm. Dia suka menepuk-nepukkan dimukanya, dan selama hampir dua bulan itu kami mereguk madu kenikmatan nafsu birahi yang menggelora. Persebadanan secara total antara lelaki baru kurasakan saat itu. Asrul juga menyenangi hubungan lewat anus. Aku hanya melayani saja permintaannya, asal pakai kondom. Secara halus aku pernah menolaknya, dan dia kelihatan kecewa sekali. Karena aku tidak melewatkan moment saat berdua, akhirnya kuturuti juga kemauannya.
Tak terbayangkan saat batang kemaluanku yang tegang meradang, masuk kelubang anusnya yang hangat menggigit. Syarafku mengejang nikmat, pinggul kugerakkan maju mundur terkadang kuselingi dengan sentakkan halus ke atas dan ke bawah, dan diapun kelihatan menikmati. Selama dalam kenikmatan berdua itu dia menyebutku "KUDAWA", alias orang Jawa berkontol kuda!
Kejadian itu sudah 1 tahun lebih, dan selama itu dua kali lewat telepon dan sekali lewat surat terakhir mendengar kabar perusahaannya yang sedang mengalami kebangkrutan karena krisis moneter. Dan untuk sementara dia pulang ke kampung, istirahat katanya. Kalau situasi memungkinkan ia mungkin akan ke Jakarta lagi untuk mencari pekerjaan atau usaha lain.
Dalam kesendirian. Kini aku terobsesi dengan hobi baruku, yaitu mencukur habis bulu-bulu disekitar kemaluanku. Oleh karena aku tidak punya keberanian, maka apabila ada yang ingin menegur dan menyapaku, kita ngelaba lewat mail.
-----] #berpedang [-----
Uploaded Contact: hendrop@hotmail.com
Source: menonthenet.com
Kalo udah dibaca, komentarin lah. Boleh juga bagi-bagi info/pengalaman kamu di sini, biar blognya rame n rajin di-update.
Kritik dan saran bisa dikirim lewat
email: kulipembangun@gmail.com
-----] Thank’s for reading [-----
0 komentar