Ibuku menjadi TKW, aku dititipkan di panti asuhan. Aku cemas akan ibuku, aku selalu berdoa dan berharap semoga ibu baik-baik saja. Dua tahun belakang, ibu sudah tidak mengirimi uang lagi. Suatu hari, Mas Dony mengadopsiku. Awalnya aku menganggap Mas Dony adalah dewa penyelamatku. Namun...
. . .
Title: Pembalasan Markonah 1
Uploaded by: Tommylovezacky
Writer: Arga Reynald Septriadi, Sugih
Submitted: 21 Januari 2012
Disclaimer: Cerita milik penulis
Rate: M
Length: Chaptered
WARNING!
Typo
menXmen
Cover terinspirasi dari @Princess_Seruni.
Jumpa lagi ya, setelah hiatus sekian lama. *Karena gw labil he he he
Gw upload ulang cerita yang pernah gw baca di Tommylovezacky. Tenang aja, gw udah minta izin kok ke yang punya.
Kenapa gw upload ulang? Karena cerita ini ngena banget dan mengandung unsur amanat yang bagus bagi kaum gay.
Sekali lagi ya, cerita ini rated M. Buat adek-adek dibawah umur gk diperkenankan buat baca. Kalo maksa ya gk papa.. wkwk
Yang baik-baik di cerna, yang buruk dijadiin pembelajaran.
Segala bentuk efek samping yang ditimbulkan cerita ini adalah tanggung jawab pembaca!
-----] @bluexavier69 [-----
Begitu ringan kaki ini kulangkahkan, berjalan melawan angin yang menerpa tubuhku. Dengan langkah terhuyung-huyung kuberusaha untuk tetap berjalan, tinggal sedikit lagi tempat itu dapat kucapai, sudah tidak jauh.
Malam ini tepat malam Jumat Kliwon. Kusunggingkan senyuman menyeringai. Malam ini aku harus dapat membalaskan dendamku!
Harus!
***
16 tahun silam aku terlahir dengan nama Markoni. Kata orang aku ini seperti perempuan, baik dari penampilan maupun tingkah laku. Ya, aku mempunyai dagu yg lancip dan bulu mata yang lentik, begitu pula jari-jari tanganku. Suaraku yang lembut dan gerak-gerikku yang lemah gemulai. Semua sangat sarat perempuan.
Sejak kecil, orientasi seksku adalah pada laki-laki. Hal inilah yg membuat ayahku menjadi benci padaku, menganggapku sebagai aib keluarga, bahkan ayah tidak ragu menuding ibuku kalau aku ini adalah anak hasil perselingkuhan ibu dengan lelaki lain.
Lalu ayah menceraikan ibuku, dan menelantarkan kami. Sampai akhirnya aku dititipkan oleh ibuku pada sebuah panti asuhan. Karena ibuku harus berangkat bekerja untuk menghidupi aku putra tunggalnya, ibuku menjadi TKW ke Arab Saudi.
Saat usiaku 12 tahun, ibu telah 3 tahun berada di Arab. Meski kiriman untukku selalu lancar, namun ibu tak pernah kunjung menjengukku di panti.
Aku benar-benar tersiksa. Setiap hari setiap saat, ada saja teman-temanku yang menghinaku bencong atau banci karena sifatku yang feminim. Tak jarang pula hari-hariku, diwarnai perkelahian karena aku di-bully oleh anak-anak panti yang sangat membenciku. Mereka sering mengeroyokku hanya demi melihat apakah aku memiliki buah zakar seperti mereka atau tidak.
Di saat seperti itu aku hanya dapat menangis karena menahan sakit luka bekas pukulan mereka. Hingga akhirnya hari itu pun datang.
Di saat usiaku menginjak 17 tahun seseorang bernama Mas Dony mengadopsiku dari panti asuhan. Sudah dua tahun lamanya ibuku tak kunjung mengirimiku uang, bahkan sepucuk surat pun tak ada kuterima. Sering kulihat berita di televisi penganiayaan terhadap TKW di tanah ladang minyak itu.
Aku cemas akan ibuku, siang malam aku hanya dapat berdoa dan berharap semoga ibu baik-baik saja. Semoga kami dapat bertemu kembali. Aku tak peduli meski ibu tak berhasil mendapatkan banyak uang. Dapat melihatnya saja sudah cukup bagiku.
Awalnya aku menganggap Mas Dony adalah dewa penyelamatku. Karena berkatnyalah aku terhindar dari ploncoan anak-anak panti yang tidak menyukai keberadaanku.
Mas Dony membawaku pergi meninggalkan Jakarta. Kami berangkat menaiki pesawat menuju Kota Pontianak. Lalu melanjutkan perjalanan lagi dengan menaiki speedboat, sebuah perahu bermesin seperti motorboat yang banyak digunakan sarana transportasi sungai di sebagian besar Pulau Kalimantan. Setelah dua hari perjalanan tibalah kami di sebuah desa pedalaman bernama Air Upas, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Mas Dony membawaku masuk ke dalam sebuah rumah besar dan terdapat banyak kamar di dalamnya. Setelah beristirahat sejenak di ruang tamu, Mas Dony menyodorkan selembar handuk padaku. Dengan sigap kuraih handuk pemberian Mas Dony tersebut, dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badan.
Seusai mandi Mas Dony mengantarku ke sebuah ruangan yang akan menjadi kamar pribadiku. Baru beberapa langkah memasuki kamar yang ditunjukkan, Mas Dony melempar sebuah kantong plastik berisi pakaian yang harus kupakai. Entah mengapa Mas Dony tiba-tiba saja sikapnya berubah menjadi kasar.
“Cepat kamu pakai gaun itu!” Hardiknya padaku.
Aku terkejut bukan main. Bukan karena hardikannya yang terdengar kasar di telingaku, melainkan karena kata ‘gaun’ yang harus kupakai.
Aku menatap lurus ke arah Mas Dony yang berdiri di dekat pintu. Tetapi ia membalas tatapanku dengan tatapan yang lebih tajam, terlihat begitu sangar dan menakutkan. Aku tak memiliki keberanian untuk melawannya.
Dengan perasaan terpaksa aku meraih bungkusan plastik yang tadi dilemparkan Mas Dony padaku dan segera memakai gaun yang ada dalam bungkusan tersebut.
Tak menghabiskan waktu lama aku pun selesai berganti pakaian.
Mas Dony menyeringai melihat penampilanku. Bibirnya kini menyunggingkan senyuman nakal yang biasa dilakukan para lelaki tatkala menggoda para wanita yang biasa berkumpul di taman kota sekadar berhura-hura.
“Kamu sungguh cantik Markonah!” Gumamnya pelan penuh rasa takjub kepadaku.
Aku mengernyitkan kening.
“Markonah?!” Ulangku.
Mas Dony mengangguk.
“Mulai sekarang namamu adalah MARKONAH!” Tegas Mas Dony.
Tanpa kusadari kedua tangan Mas Dony telah merangkul kedua bahuku. Wajahnya yang tampan dan selalu membuatku ingin mencium bibirnya kini telah berada sangat dekat dengan wajahku. Sudah lama aku menginginkan saat seperti ini. Akhirnya kedua pasang bibir kamipun saling bertautan dan berputar beradu kenikmatan. Aku begitu nafsu menyambut bibir Mas Dony yang berwarna merah merekah.
Setengah jam berlalu Mas Dony telah menanggalkan kaos baju yang dipakai olehnya. Otot-ototnya yang kekar membuatku terangsang ingin menjilati seluruh tubuhnya yang maskulin itu. Kuhisap kedua puting susunya dengan penuh nafsu. Mas Dony memejamkan matanya menikmati setiap rangsangan yang kulakukan.
Tangan Mas Dony menjambak rambutku. Ia membuka ritsleting celananya dan mengeluarkan batang kemaluannya yang begitu besar. Aku terpana menatap ‘burung yang tak bisa terbang’ itu. Kedua ujung ikat pinggangnya menjuntai di celana jeansnya.
“Buruan isep!” Titahnya.
*-----] @bluexavier69 [-----*
Dua jam telah berlalu, aku menangis terisak di atas ranjang di sudut kamar. Mas Dony memasang kembali ikat pinggang pada celananya, dan segera memakai kembali kaos yang telah dilepaskannya selama bercinta denganku. Mas Dony tersenyum culas.
“Seperti inilah yang harus kamu lakukan pada para tamuku nanti! Tak kuduga servismu memuaskan juga, bencong!”
Aku terpekur memandangi luka pada sekujur tubuhku. Tak kusangka aku sengaja diadopsinya hanya untuk dijadikan budak pemuas nafsu.
Sebenarnya aku merasa sangat bahagia dapat menikmati tubuh Mas Dony yang telah lama kudambakan. Tetapi aku tak pernah mengira kalau ia seorang shado mashocist, selalu melakukan kekerasan fisik dalam bercinta.
Beberapa cambukan ikat pinggangnya meninggalkan jejak kemerahan diwarnai darah pada sekujur tubuhku. Cairan serupa juga mengalir deras dari lubang duburku akibat perlakuan Mas Dony menusuk-nusuk anusku dengan ujung jari telunjuknya yang berkuku panjang.
Aku merintih kesakitan.
Mas Dony menyulutkan sebatang rokok dan menghembuskan asapnya ke wajahku. Sontak aku pun terbatuk-batuk. Lantas ia pergi keluar kamar begitu saja. Meninggalkanku dengan mata nanar.
*-----] @bluexavier69 [-----*
Aku masih dalam keadaan bugil di atas ranjang. Berbalutkan sehelai selimut.
“Oh jadi ini yang namanya Markonah?!” Sebuah suara mengejutkanku di lorong pintu.
Sesosok wanita dewasa berpenampilan seksi melipat kedua tangannya di depan dada. Aku memicingkan mataku. Rasanya aku sangat mengenali sosok wanita ini.
Ya,
dia adalah…
“Ibu…”
bersambung . . .
-----] #berpedang [-----
Uploaded Contact: -
Kalo udah dibaca, komentarin lah. Boleh juga bagi-bagi info/pengalaman kamu di sini, biar blognya rame n rajin di-update.
-----] Thank’s for reading [-----
0 komentar