. . .
Title: Gara-Gara Kontolku Panjang
Author: Seno
Submitted: Februari 2013-
Disclaimer: Cerita milik author
Rate: H
Length: Chaptered
Warning:
Typo.
menXmen.
Gambar bukan milik saya, hanya untuk membantu imajinasi pembaca dan diambil dari website. Segala bentuk efek samping yang ditimbulkan cerita ini adalah tanggung jawab pembaca!
Gw udah minta ijin ke penulisnya langsung. Buat yang lain yang copy-paste cerita ini wajib banget ijin dulu ke penulisnya (link sumber ada di bagian bawah setiap cerita).
COPY DI FORUMNYA! JANGAN SEENAK JIDAT COPY DI BLOG GW!!!!!!
Hargai penulis dengan ide, kreativitasnya dan jerih payahnya menulis.
Hargai gw juga yang ngedit cerita ini biar enak di baca.
silent reader/pembaca senyap yoyoyoooo isi kolom komentar. Akan sangat bahagia sekali kalau gw baca tanggapan-tanggapan kalian.
Sekian, terima kasih.
-------] @bluexavier69 [-------
Part 3
Simalakama
Part 3
Simalakama
---[20]--- RIZAL ---
Aku termenung memandang adikku yang terbaring lemah dengan mata terpejam. Entahlah, Aku merasa sangat berdosa saat ini. Aku bukanlah penjahat, tapi yang kulakukan adalah kejahatan. Aku bukan pemerkosa, tapi yang kulakukan adalah tindakan pemerkosaan. Aku bukanlah manusia yang tak bermoral, tapi yang kulakukan adalah tindakan bejat tak bermoral. Dan... aku bukanlah kaum homoseksual, tapi yang kulakukan adalah perbuatan seorang homoseksual.
Akhhhhh…
Aku adalah manusia bejat, dan aku tak lebih dari seorang pecundang.
Fiii……. Mungkin besok hari-hariku akan beda dengan saat ini. Mungkin besok aku akan menerima sebuah konsekuensi dari perbuatan bejatku. Mungkin besok aku akan hidup di balik jeruji penjara. Mungkin besok aku akan hidup bersama pemerkosa-pemerkosa lain di dunia ini.
Akhhhh…
Aku menghela nafas panjang. Kutatap Fifi sekali lagi. Dia nampak sedemikian pulas dalam tidurnya. Malam ini aku hanya sendirian menunggui dia. Mama papa tadi pulang. Suasana sedemikian heningnya.
Akhhh…
Kujulurkan lenganku. Kuseka butiran keringat di dahinya.
Akhhh…
Fifi, tak taukah kamu bahwa aku sangat sayang kamu? Tahukah kamu bahwa aku kakakmu akan menyerahkan nyawa ini hanya untuk menyelamatkanmu? Tahukah kamu bahwa aku sudah ‘membalas’ kelakuan bejat Frans dengan kelakuanku yang jauh lebih bejat? Dan tahukah kamu, semua ini kulakukan karena aku sayang kamu.
Akhhh…
Fifi, tak taukah kamu bahwa aku sangat sayang kamu? Tahukah kamu bahwa aku kakakmu akan menyerahkan nyawa ini hanya untuk menyelamatkanmu? Tahukah kamu bahwa aku sudah ‘membalas’ kelakuan bejat Frans dengan kelakuanku yang jauh lebih bejat? Dan tahukah kamu, semua ini kulakukan karena aku sayang kamu.
Fi, kamu adalah satu-satunya teman sejatiku. Kita biasa hidup berdua, dalam tawa, dalam tangis, dalam keheningan. Semuanya kita telah jalani bersama. Kali ini kamu sedang menderita, maka sepatutnya orang yang menyebabkan kamu menderita juga harus menderita. Kalau perlu lebih menderita dari yang kamu derita kali ini, dan aku telah melakukannya.
Kali ini aku tersenyum, tapi tak paham arti senyumanku sendiri. Mungkin sebuah senyum tanda sebuah kemenangan bahwa aku telah membalas perbuatan Frans terhadap adikku satu-satunya.
Aku berdiri dan beranjak dari kursi di sisi ranjang. Suasana hening, kurebahkan tubuhku di sofa. Kutatap langit-langit kamar. Aku menarik nafas panjang.
Akhhh… aku benar-benar menyesal. Sebenarnya aku tak perlu sampai dengan tindakan pemerkosaan terhadap Frans. Entahlah, rasa penasaranku muncul terhadap tubuh lelaki. Ditambah tubuh Frans bagiku sangatlah menggairahkan, berkulit kuning langsat dan badan yang terbentuk sempurna karena fitness. Itu semua sangat menggodaku, menggoda untuk melakukan tindakan lebih jauh lagi.
Tadinya aku berfikir Frans berbadan besar dan hitam, tipikal preman kampus. Ternyata dugaanku salah. Frans cakep untuk ukuran orang Jawa atau Indonesia.
Aku memang seringlah melakukan hubungan seks dengan cewekku. Bahkan mungkin aku tergolong maniak. Aku sudah beberapa kali gonta-ganti cewek. Maklumlah, sebagai keturunan Arab yang tinggal di Indonesia, membuat banyak cewek yang tertarik oleh fisikku.
Akhirnya aku menyewa sebuah rumah di pelosok. Di situlah aku sering ngeseks dengan cewek-cewekku. Ini semua juga berkaitan dengan prinsip hematku. Daripada menyewa kamar hotel setiap kali ngeseks. Akan tetapi, seumur hidup aku belum pernah ngeseks dengan cowok. Cenderung anti gay malah. Namun entahlah, bertemu Frans rasa penasaranku muncul.
Akhirnya aku menyewa sebuah rumah di pelosok. Di situlah aku sering ngeseks dengan cewek-cewekku. Ini semua juga berkaitan dengan prinsip hematku. Daripada menyewa kamar hotel setiap kali ngeseks. Akan tetapi, seumur hidup aku belum pernah ngeseks dengan cowok. Cenderung anti gay malah. Namun entahlah, bertemu Frans rasa penasaranku muncul.
Ini semua tak lepas dari peristiwa seminggu yang lalu di kampus. Anton temen kampusku yang juga terkenal doyan ngeseks siang itu menyeretku ke sebuah taman kampus yang sepi.
“Ada apa Ton? Gila neh… mosok di bawa ke tempat gini. Ada apa neh?”
Anton duduk dibangku taman. “Duduk sini, pokoknya aku ada berita.”
Aku duduk. “Zal.. semalem tau nggak.. aku ml!”
“Halah… biasa lah cuma ml. Itu kan memang kerjaan kamu hahhahh”
‘ini sih bukan biasa lagi zal…ini luar biasa”
“cantik banget ya?”
“bukaaaannnn…semalam aku ml dengan cowok”
“co..cowookk?”
Aku kaget dan sejenak beku
Gila neh petualangannya anton
‘kamu ngefuck cowok?” tanyaku menyakinkan
Anton mengangguk sambil tersenyum berbinar
‘gila neh…dunia mau kiamat kayaknya”
‘emang hehehehe”
“kamu…masukin ke lobang tai ya?” tanyaku melotot
“weeee..jangan salah men…itu nikmat banget…kamu aja belum ngerasain”
“ogaaahhhh…jangan sampai deh”
“hehehehe..coba kamu ngerasain ngentot cowok..pasti ketagihan”
“hahahhahaha…kamu nih semakin nggak waras…ceritanya gimana sih?”
“hmmm..ini semua karena aku chat pake camfrog…trus ada tuh cowok yang kiyuutt nawarin diri mau ngemut kontolku…gitu…”
“dan kamu mau saja…gitu?’
“yaaahhh gimana sih, aku sedang horny dan lagian cowok itu mayan cute..cantik malah..ya udah deh..lagian di emut kan enak…hehehehe”
“trus..’
“akhirnya aku ke kostnya…ya gitulah…ternyata selain ngemut dia juga nawarin diri untuk dientot hehehe..ya udah deh..seru pokoknya”
“Cuma gitu?..ya udah…selamat jadi homo pendatang baru ya ton”
“e e e..ee…ee…jangan salah zal, gini-gini aku masih normal lho, tapi untuk selingan, cowok homo itu hebat lho kalo ngeseks”
“hebatnya apaan?” tanyaku penasaran
“hmmm..kalau ngemut…cowok homo itu dengan sepenuh hati…soalnya gimana ya..dia kan seneng kontol..jadinya pas ngemut dia nikmatin banget tuh kontolku..bedalah jika diemut cewek, cewek tuh kadang ngemutnya ogah-ogahan, dan …ngentot cowok juga lebih nikmat bro, soalnya…hmmm baru ngerasain tuh lobangnya cowok..serreeeeettt banget…woww..melebihi merawanin cewek nikmatnya, tapi ya itu..harus pake pelumas…soale yang di entot katanya juga biar bisa enak, heran juga…nikmatnya apaan sih kalau dientot, aku bayangin pastilah sakit…palagi kalau dientot kontol unta macam kamu hahahhahaha”
Aku pukul ringan pundaknya “e e e…biar kontol unta banyak yang ngantri neh..’
“yaaahhh..zal..sesekali tuh coba cari cowok homo yang kiyuuttt..untuk selingan broo…pastilah hidupmu jadi penuh warna, ssttt..aku janjian lagi ml ama cowok itu lho..katanya dia seneng banget dengan kontolku..uhh untungnya dia belum liat kontolmu…kalo liat pastilah..dia berpaling hati”
“hahh…nggak doyan! Ehh ati-ati lho..itu tuh aids”
“hahahhaa..jangan kuatir..pake pengaman lah , cobain deh..udahh yaa…yoook”
Dan sejak saat itu aku mulai penasaran juga ml dengan cowok.
Dan saat itu frans aku ‘culik’ ke rumah kontrakanku
Sengaja kulumpuhkan dengan bius, sekedar ngurangi resiko..
Dan semuanya seperti sudah kusiapkan
Saat melihat frans terbaring lemah..sungguh niatan ngentot dia semakin kuat
Ternyata..diemut frans tak seenak yang kubayangkan
Dia malah sepertinya mau muntah hanya dengan menempelkan kepala kontolku di bibirnya
Gila…mana neh…kata anton diemut cowok tuh enak..
Dan diemut frans sama sekali tak enak…bahkan menjengkelkan.
Beberapa kali frans akan muntah sampai akhirnya dia kuancam.
Dan dalam keadaan emosi karena teringat keadaan fifi yang belum sadarkan diri, akhirnya niatan ngentot frans semakin kuat.
Awalnya aku bingung gimana caranya ml dengan cowok
Tuh..lobangnya kan dibelakang..
Trus keadaan frans terlentang..dengan tangan terikat
Gimana ya?
Mungkinkah aku balikkan tubuhnya dengan melepas tali di lengannya..
Nggak mungkinlah melepas tali di lengannya
Bisa-bisa frans lepas dan melawanku
Ini sangat beresiko…
Akhirnya aku ada ide
Kuangkat kedua kakinya ke atas pundakku
Kulebarkan kedua kakinya
Awalanya frans menolak
‘frans…aku bawa pisau..kalau kamu berontak..kupotong beneran kontolmu!”
‘ampunn mas..ampunnn..”
“udahh kamu nurut saja”
Akhirnya frans nurut saja
Kuolesi kontolku dengan pelumas..
Tetep saja susah masuk
Susaahh..
Aku mencoba berkali-kali
Akhirnya aku ada ide..
Kulatih dulu dengan jariku
Kuolesi sebanyak-banyaknya di anusnya
Dia sempat merintih..
Tapi tak lagi kuhiraukan..
Dan setelah semua kurasa siap..
Kembali aku memasukkan kontolku
Akhhh…masuk..dan benar saja katanya anton..
Rasanya luar biasa..
Anus ini seperti menjepit dan hangat..
Kuhentak berkali kali
Sangat-sangat nikmat…
Setiap hentakan seperti menagih untuk terus menghentak lagi..lagi..dan lagii…
Tak kuhiraukan lagi erangan frans
Aku tahu frans pastilah kesakitan
Tapi…aku tahu…ini tak sebanding dengan sakit yang di derita fifi.
Terus kugenjot..
Ternyata pelumas yang banyak sangatlah membantu .
Kulihat tubuhnya..
Wajahnya..
Dan…
Aku melihat..
Matanya terpejam sambil mengeluarkan ait mata..
Saat itulah aku sadar..
Dia tak menikmatinya
Aku berusaha membuatnya nikmat
Berusaha menciumnya atau meremas dadanya..haha..bukannya frans cowok..mana mungkin dia punya payudara?
Tapi semua yang kulakukan sia-sia, karena air matanya semakin deras
Dan…akhirnya dalam satu hentakan keras..aku orgasme..
Rasanya seperti bergalon-galon pejuhku keluar memasuki anusnya..
Ini orgasme terhebat yang pernah kurasakan.
Aku terkapar di sampingnya
Kulihat frans hanya terdiam sambi terpejam
Dan saat itu aku sadar…aku telah salah…
Aku telah ‘merusaknya’..
Dia masih SMA..masih sedemikian muda
Aku benar-benar menyesalinya
“mas..udah puas?” tanya frans lirih
“ya puas..kamu telah merasakan sakit yang dirasakan adikku”
“napa nggak kau siksa aku saja seperti aku menyiksa fifi?”
“hmmm..itu terlalu ringan untuk ukuran pembalasan frans”
“trus…kalau sudah begini…aku sudah hancur gini…mas sudah puas?”
‘kamu tidak hancur..”
“aku telah hancur”
“tidak..justru aku akan membuat hidupmu jadi lebih baik lagi”
“gila…mana ada pemerkosa membuat korbannya lebih baik”
“okee…nanti buktikan saja, kamu akan berterima kasih padaku”
Kulihat frans tersenyum sinis
Aku bangkit..
Mengambil sebuah kertas..
Dan menulis beberapa kalimat perjanjian..
“oke..kamu kali ini kulepas, tapi..kamu harus janji, kita tak akan saling melaporkan kejadian ini pada siapapun juga, gimana?”
Sejenak frans memandangku ragu
Akhirnya dia mengangguk
“kamu setelah ini kuantar ke taksi Kamu pulang dengan taksi”
“okee..” katanya dengan suara lemah
Akhirnya frans kuantar pakai mobil ke parkiran taksi
Sepanjang jalan aku tutup matanya dengan kain.
Sekedar untuk agar dia tak tahu lokasi rumah kontrakanku.
*****
Kali ini aku berbaring di rumah sakit..
Berbaring dalam keadaan galau dihinggapi rasa bersalah pada frans
Dan otakku sejak tadi hanya dipenuhi dengan tubuhnya frans..
Erangannya..
Wajahnya…
Akhh..kenapa aku jadi mikir frans?
Dalam hati kecil aku ingin frans tidak lagi jadi anak nakal dengan gengnya.
Akhhh..semoga frans bersedia melaksanakan surat perjanjiannya yang kutulis mendadak.
“kkkaaakkkk…” suara serak fifi mengagetkanku
Aku meloncat dari sofa
“ada apa fii..?’
“mau minum kak”
“ohh iya…’
Aku menuju ke meja tempat gelas minum
Kusodorkan sedotan ke bibirnya
Dia mengambil nafas panjang
“kak rizal belum tidur?”
Aku menggeleng
“napa?”
“nggak pa pa, susah saja tidur di rumah sakit” kataku berbohong
“hmm..kak..kakiku pegel sekali..bisa dibantu di elus-elus atau dipijit kak?”
“ohh..iya…”
Kubuka selimut bagian bawah..
Hmm kakinya fifi memang mirip denganku..penuh rambut, Cuma rambut di kakiku lebih tebal
Kupijat pelan..di betisnya..
“terlalu keras kak”
“ohh” kupelankan pijatanku
“enak fii..?” tanyaku
“enak kak..”
“hmmm..kamu neh masih kecil kok udah penuh bulu fi…”
“iya kak..pengen kurontokkan..”
“eh nggak usah fi..katanya sih, cewek tuh suka cowok berbulu hehehehe”
“heheheheh..kak rizal seperti dah tahu aja, pacaran aja belum pernah”
“heheheh katanya sih”
Fifi memang belum tahu kalau aku playboy di kampus
Rata-rata aku apcaran hanya untuk melampiaskan hasrat seksualku yang tinggi.
Pengen kugoda fifi
Kucabut sebuah bulu panjang di pahanya dengan cepat
‘waduhhh..”fifi menjerit “kak rizal apa-apaan sih, pake cabut bulu segala, sakit tauu”
“hahahahahaha’ aku tertawa..
Dan luthfi hanya cemberut saja.
****
‘gila! Jam sembilan pagi!
Aku baru bangun..
Kulihat lutfhi hanya senyum senyum saja melihatku gelagapan
Akhh…wajah fifi sedemikian cerah pagi ini.
“fii kamu kok nggak bangunin aku fi?”
“hehehehe..nggak! sebagai pembalasan akibat cabut bulu semalam!”
Aku tersenyum mengerling jahat ke fifi lagi
“awaass yaa..pengen cabut bulu lagi yaa keliatannya”
“hahahahhaha..ampuunnnn sakitnya minta ampunnn”
Kulihat fifi sembuh
Akhh leganya
“kak..tadi mama kesini, tapi kak rizal masih tidur”
“kok mama tumben nggak bangunin aku fi”
“yaaah katanya..biarin tidur kasian …gitu’
Aku mendekati luthfi
Wajahnya sedikit cerah
Masih ada bekas lebam di keningnya
Tapi tetep saja..wajahnya lebih bersinar
“fii..kamu kok ganteng banget pagi ini” godaku sambil mengerling
‘ahhhhhh..kak rizal, ternyata kak rizal selama ini buta ya? Emang aku kan ganteng sejak dulu heheheh”
‘hoekzzz…” lagakku seperti mau muntah
“hahahahha…udah sono, mandi ah..setelah itu kalau mau sarapan kak, nih mama bawa sarapan”
“nggak ah..aku mau sarapan di luar saja sekalian jalan-jalan’
“waaahhh..ikuuuttt..” luthfi cemberut.
******
Mandi udah..
Dandan udah…
Minum udah…
Bercermin..udah..dan seperti biasa..aku terlihat ganteng…
“fi keluar dulu bentar ya..kuberi kesempatan untuk kamu pacaran ama suster ngesot hehehehe” candaku
“hahahhaha..boleh lah…biar sama-sama ngesot” luthfi tertawa
‘eh..beli jeruk ya kak..”
“oke..berapa kuintal?”
“hahahahha..satu ton saja”
“bye…”
Aku keluar ruang luthfi
Hmmm..pagi yang cerah
Aku berjalan menyusuri koridor rumah sakit yang mulai ramai
Dan..
Kesempatan tak kusia-siakan..
Mataku seperti biasa lirik sana sini..mencari mangsa..cewek cantik..hehehehe
Banyak juga..
Dan banyak juga yang melirikku ternyata..
Dan…aku terhenti kaget
Aku seperti mimpi..
Dunia memang sempit
Di ujung sana kulihat..
Cowok berseragam SMA berjalan lunglai keluar dari kamar periksa di bagian poli.
Hah…itu frans..
Yaa..itu frans..
Aku tak pangling
Setengah berlari aku menghampirinya
Dia tak sadar ada aku di sini
Kuraih lengannya erat
Dia kaget..
“mmaass” dia melongo kaget
Kuseret pelan dia
‘ikut aku…”
Aku berjalan menyusuri koridor
Dan sampailah di taman parkir rumah sakit
Kuajak duduk..
Kami hanya terdiam..
Kukeluarkan rokok
Dan kunyalakan serta langsung kusedot
Frans menoleh
“mau?” kutawarkan rokok padanya
Dia mengambilnya
“mas..mau apa lagi?”
Aku tersenyum memandangnya sambil kukeluarkan asap rokok dari sela bibirku
Wajahnya sangat cakep tertepa matahari pagi..
Dan…
Sepertinya aku mulai menyukainya…
---[20]--- FRANS ---
Segaarr…
Aku sudah mandi pagi ini
Minyak rambut..parfum…bercermin…hmmm semua beres
Kuamati wajahku dibalik cermin..
Fresh…
Tak ada tanda-tanda kekerasan pada fisikku
Cuma…
Satu hal yang merisaukanku..
Anusku masih saja panas
Swear…aku sangat takut pada hal ini.
Aku menghela nafas panjang…
Akhhh…aku harus ke dokter kelamin..
Akan kuperiksakan ke dokter
Aku takut…terjadi infeksi…atau…hiiiii…jangan sampai lah kalau sampai kena penyakit kelamin.
Jika beneran aku kena hiv misalnya…akan kubunuh rizal…beneran kubunuh…dan kemudian aku juga kan bunuh diri.
Gila tuh si rizal…
Merkosa kan harusnya milih-milih, aku kan cowok…masih saja di embat juga.
Hah..?
Aku baru nyadar sekarang…berarti????
Hahhh?...berarti mas rizal itu homo yaa??? Hiiiii…membayangkan saja sedemikian mengerikan.
Pokoknya mulai detik ini…aku nggak akan deket-deket mas rizal .
Kata si joni temenku..homo itu bisa menular!
Makanya jangan deketin cowok homo kalo nggak ingin ketularan..
Dan…tiba-tiba tubuhku bergidik ngeri…
Bukannya aku sudah diperkosa si rizal bangsat itu?
Gila deh..pasti pejuhnya sudah menyebar di seluruh tubuhku saat ini dan menyebabkan aku terkena ‘demam homo’
Hiii…mengerikan!
Membayangkan aku besok menikah di pelaminan dengan si olga syahputra..
Huhuhu..menggelikan.
Aku berjalan pelan menuju lemari
Kubuka dan kuambil secarik kertas kumal..
Sebuah kertas yang telah ditulis oleh si rizal itu.
Belum sempat kubaca..
Aku sudah membayangkan..pasti isinya ancaman..dan ujung-ujungnya aku diculik lagi dan di perkosa!
Gila tuh…
Gara-gara dia…aku yang masih SMA, muda dan cakep gini, anusku udah nggak ‘perawan’ lagi…
Uhhhhh..
Aku duduk di ranjang…
Dengan tangan gemetar kubuka kertas kumal itu.
Isinya:
HARUS DILAKSANAKAN SECEPATNYA!
1. MEMOHON MAAF SECARA LANGSUNG KEPADA LUTHFI.
2. MEMBUBARKAN GENG PREMAN MILIKMU DI SEKOLAH MAUPUN DI LUAR SEKOLAH SEKALIGUS KELUAR DARI GENG TERSEBUT.
3. SELAMA SEMINGGU WAJIB…MENGANTAR LUTHFI BERANGKAT SEKOLAH SEKALIGUS MENGANTAR PULANG.
4. SELAMA SEBULAN..WAJIB BELAJAR MATA PELAJARAN YANG DI UAN KAN DENGAN LUTHFI ATAU DENGAN SAYA (PILIH SALAH SATU)
5. MENJELASKAN KEJADIAN YANG SEBENARNYA INSIDEN DI SEKOLAH DENGAN LUTHFI KEPADA GURU BK ATAU KEPALA SEKOLAH, SEKALIGUS MEMINTA NAMA BAIK LUTHFI DI KEMBALIKAN.
SEMUA HARUS DILAKSANAKAN, JIKA SATU POINT SAJA DI ATAS TIDAK DI KERJAKAN…TUNGGU SAJA, ADA SANKSI YANG KEJAM MENIMPAMU!
Aku terbelalak kaget…terutama dengan point 4..heh..aneh banget..ngapain juga aku belajar dengan luthfi atau rizal…
Sungguh sebuah pilihan yang sangat sulit bagiku.
Aku menghela nafas panjang..
Terus..apa yaa yang harus kulakukan hari ini?
Ohhh…pertama..aku harus minta maaf kepada luthfi..
Argghhh….berat banget sih
Jadi aku harus ketemu si fifi itu lagi dan mungkin ketemu si rizal..gila deh..enggak banget kayaknya
Tiba-tiba aku sakit kepala mendadak..
Dan..pintu kamar terbuka
Mama kaget..
“lho frans..mama udah telepon pak rudi..kalau kamu itu sakit, kamu kok malah udah pakai seragam sih”
“males ma..di kamar terus…
‘wee lah, njur piye ki, padahal mobil mau aku pakai tuh, hari ini jadwal perawatan kulitku”
“ma..pake saja mobilnya ma..papa udah berangkat ma?”
“udah …kamu mbok nggak usah berangkat yo, istirahat, kemaren saja masih sakit to?”
“udah sembuh kok, nyante saja ma…”
“lha trus..berangkatnya pake motor gitu? Nggaakk..nggak…nggak! bisa bisa kamu sakit lagi, pake sweater yo atau jaket..kamu naik taksi saja ya?”
“oalah maa..nyante saja ma..pake motor juga nggak pa pa”
“no…no…no…yo wis kalau gitu, boleh pake motor, tapi harus dianter yudi ya?”
‘nggak mau, malu maa..mosok dianter, kayak anak tk saja”
“pokoknya harus….. wajib!”
Akhh aku menghela nafas panjang
Ya udah lah ngalah
Daripada ribut dengan mama akhirnya aku mengalah.
Ya udah deh…
Diantar mas yudi juga nggak pa pa.
*****
Koridor rumah sakit ini sudah ramai di pagi ini
Apalagi di ruang tunggu poli klinik ini..
Uhhh sudah antri.
Tapi aku yakin…untuk periksa ke dokter spesialis kulit dan kelamin pasti nggak banyak..
Dan benar saja..
Cuma dua rang saja yang tunggu di spesialis kulit dan kelamin.
Nama dokternnya dokter prasetyo wijaya.
Tertulis jelas di dekat pintu masuk poli klinik.
Tadi sebenarnya saat di antar mas yudi niatnya aku mau ke sekolah
Tapi…ternyata jalur ke sekolah melewati rumah sakit ini
Yaahhh..akhirnya aku periksa sekalian deh
Aku tak ingin terjadi apa-apa terhadap tubuhku akibat perkosaan kemaren.
Mas yudi kusuruh pulang..
Niatnya kembali dari rumah sakit aku akan naik taksi saja.
“frans wibawa sujatmiko” teriak seorang petugas dari balik pintu
Aku beranjak dari duduk
Ahhh..napa deg-degan gini ya…
Nampak seorang lelaki berusia sekitar 30 an duduk di kursi di belakang meja
Aku yakin..beliau dokter prasetyo.
“selamat pagi pak..” ucapku memberi salam
“met pagi dikk…sini duduk..lho kok masih pake seragam SMA, ijin atau gimana nih?” tanyanya ramah sambil tersenyum lebar
“udah ijin kok dok”
Dari dekat..beliau cakep..menampilkan gigi-giginya yang rata, kulitnya putih dan berkumis tipis
Dan yang kusuka dari beliau..orangnya ramah dan banyak menebar senyum
Napa ya? Kebanyakan dokter kok cakep?
Membuat aku sedemikian nyaman
‘ada apa nih..pagi-pagi sudah periksa..”dia bertanya dengan lemah lembut
Aku berusaha tersenyum
“hmmm..anu dok…hmmm” akhh malu juga sih
“udahhh jujur saja..nggak papa kok”
‘tapi ini rahasia lho dok, jangan bilang sama siapa-siapa ya”
“ya iyalah dik, dalam kedokteran ada rahasia pasien yang harus dijaga, jangan kuatir lah”
“hmmm..gimana ya?”
“ya ada apa?” tanyanya sabar
“tapi beneran rahasia to dok?”
“iyaaaa..bener rahasia…”
“awas dok, kalau sampai berita ini tersebar”
“wee lah kok malah ngancam dokter to?”
“ya nggak gitu dok..Cuma mau menyakinkan saja…”
“ya udah..saya siap mendengarkan!’
Beliau meletakkan bolpointnya
Dan…meletakkan telapak tangannya di dagunya
Memberikan kesan ingin menjadi pendengar…ya gitu lah.
“hmmm…gini dok..kemaren saya di sodomi dok, trus kontol yang nyodomi aku tuh gede banget…terus sampai saat ini kok anusku masih panas ya? Apa ini tanda-tanda hiv ya dok?”
“hahahahahahahah…” dokter pras meledak tertawanya
Dan aku terbengong
“tuh kannnn…dokter..dokter malah ngetawain!” aku cemberut.
***FRANS**** (lanjutan halaman 39)
“ya udahahh…saya belum bisa komentar kalau anus belum di periksa” ujar dokter pras
“ohh..di periksa gimana dok? Di ronsen ya?”
“hehehehehe ya nggak lah, mosok periksa anus saja di ronsen kayak patah tulang saja, yang di lihat…ada luka atau tidak gitu”
“ohhh…’ aku melongo beku
Sama sekali aku tak mengira akan di lihat anusku oleh dokter
Kukira langsung di beri obat…
“hmmm..kalau langsung diberi obat gimana dok…nggak usah diperiksa gitu…”
“napa? Malu ya?” ujar dokter menyelidik
“iya dok…wahhh gimana dok..kalau pas dokter meriksa aku kentut..wahhh..nggak usah diperiksa ya?”
“hahahahha…adik ini lucu banget, lha gimana saya tau penyakitnya kalau nggak di periksa”
“hmmm…sebenarnya sudah diperiksa kemaren dok..yaaa..nggak ada darah, berarti kan nggak luka dok”
“siapa yang meriksa?”
“mas yudi dok”
“mas yudi itu siapa, pacarmu yaaa…?” dokter itu mengerling ke arahku..
“ngawur dokter ini, mosok pacar saya laki-laki dok, mas yudi itu laki-laki dok..saya ini pacarnya cewek lah..”
“hehehehehe…kamu lucu banget, pacarnya cewek tapi ngeseksnya sama laki-laki”
“saya itu nggak ngeseks dok…tapi di soo..dooo…miii…jelas!” aku mulai jengkel, dokter ini mbulet-mbulet pertanyaannya.
“hahahahhahah…lha terus mas yudi itu siapa? Kok sampe meriksa anusmu?”
“dia satpam rumahku dok”
“hahh? Satpam…kamu ini yaa…menyalahi aturan..satpam kan tugasnya njaga rumah, mosok suruh meriksa anus, kirain mas yudi itu dokter atau mahasiswa kedokteran gitu”
‘jadi..nggak usah periksa anus kan?”
“ya harus lah…trus gimana tuh caranya mas yudimu meriksa?”
‘bukan mas yudimu…tapi mas yudi dok…ya..aku beri baby oil terus jarinya aku suruh masukin ke anus…gitu…”
“ohhh gitu ya? Kamu kesakitan nggak…”
“hmmm…nggak begitu sih dok,Cuma panas gitu..”
“ya sudah..tetep di periksa…takutnya ada luka dan jadi infeksi, tau nggak, anus itu jalannya kuman penyakit, jadi kalau nggak diperiksa bisa bahaya..”
Aku terdiam..
“ya sudah kalau gitu dok”
“nah gitu dong…besok lagi kalau ada masalah di anusmu, tolong jangan di periksa oleh siapa tuh…mas yudimu itu..”
“mas yudi..bukan mas yudimu..”
“yaahhh…dia kan pacarmu kan? Dia yang nyodomi kamu kan?”
“walah enak saja! Bukanlah…”
“jadi yang nyodomi kamu orang lain lagi ya?”
“iya dok…”
“oke..sekarang kamu copot semua pakaian bawahmu”
“semuanya dok? Waahhh..”
“heheheh..semua harus dibuka, mosok periksa anusmu masih pake celana”
Kulihat dokter beranjak menuju pintu dan di kunci
“silakan…dilepas semua pakaian bawahnya…terus ke ranjang”
Dengan sedikit bingung ku lepas celanaku
Agak grogi juga sih
pak dokter pras menyiapkan beberapa alat yang tak kumengerti dan memakai sarung tangan karet.
“lho kok masih pakai celana dalam?”
“di lepas ya dok?”
“iyaaaa…”
Kulepas celana dalamku…
Wuiihhh jadi malu gini.
“sekarang , silakan ke ranjang”
Aku naik ke ranjang
“posisi..miring ke kanan..”
“miring?”
“iya…terus kakimu di tekuk sampai dada”
Sesuai instruksi dokter pras..kutekuk kakiku sampai ke dada
Kurasakan telapak tangan dokter pras menyibak buah pantatku yang atas..
“gimana dok?”
“sabarr..belum kuperiksa”
“ada luka nggak dok?”
“belum bentar’
“kira-kira bisa sembuh nggak dok?”
“nggak tahu..”
“gimana sih dokter ini, kok nggak tahu?”
“hehehehe..kan baru diperiksa? Coba kamu ambil nafas panjang..nanti jariku akan masuk ke anusmu, jika sakit kamu bilang ya?”
“oke dok”
Aku mengambil nafas panjang
Dan pelan kurasakan jarinya dokter pras mulai masuk ke anusku
Perasaan aneh kembali menghinggapiku
Aneh…
Aku kembali merasa nikmat..
Dan kontolku pasti mulai ngaceng
“sakit?”
“nggak , ….enak kok dok…hmm sedikit panas saja dok”
“bentar…
Kurasakan dokter pras kembali
Kurasakan ada logam yang mulai masuk ke anusku
Kemudian seperti menyibak dalamnya anus
Dan kembali kurasakan jari dokter pras kembali masuk..sampai mentok
Trerus kurasakan ujung jari di dalam anus terangkat ke atas
“sakit?”
“dikit dok…dok, boleh tanya?”
“mau tanya apa?”
Dokter pras masih asyik dengan jari di dalam anusku.
“dokter pernah di sodomi?”
“hehehehehe…ya nggak pernah lah…
“atau nyodomi mungkin?”
“nggak pernah”
“ohhh”
"wahhh pak dokter harus bersyukur masih perawan, nggak kayak aku"
"hahahahahhaa"
***FRANS*** (lanjutan dari halaman 41)
Kembali kupakai celanaku
Pemeriksaan selesai sudah..
Akhhh…lega
Kulihat dokter pras ke wastafel..melepas sarung tangannya dan mencuci tangannya.
“silakan duduk kembali” ujar dokter pras sambil menoleh ke arahku
Dengan pelan aku kembali duduk Dan…kembali beliau tersenyum sambil duduk dan mengelap telapak tangannya dengan tissue.
“gimana dok? Apa dokter tahu? Kira-kira aku kena hiv tidak ya?”
Beliau tersenyum lagi…
“hiv?..aids gitu?”tanyanya sambil sambil tertawa geli.
“iya dok..gimana dok..aku takut banget kalau kena aids..”
“emang kalau kena aids kenapa?”
Aku kaget..
Tiba-tiba aku merinding..
Gila…jangan sampai deh kalau kena aids
Bisa hancur hidupku
“dokter jangan bercanda gitu dong, aku nanya serius neh..apa aku kena aids dok?”
“iyaaaa…aku juga serius dik fraaaannnsss…emang kalau kena aids kenapa?”
“yaahhhh..takut lah kalau kena aids, katanya kan belum ada obatnya ya dok? Pokok’e kalau aku kena aids…aku akan bunuh tuh yang nyodomi aku dan aku juga akan bunuh diri lagian…akhirnya mati juga to”
“hahahahhaha…iya…belum ada obatnya..kamu juga aneh, udah tau takut kena aids..masih juga ngeseks lewat anus..”
“ehh..dok, sekali lagi ya aku tegaskan yaa…aku tidak ngeseks dok…tapi aku aku di sooo…dooooo…miiii..jelas! ……….kuulangi lagi yaa…aku tidak ngeseks…tapi di sooo dooo miiii…”
“hahahahahahha…” dokter frans kali ini tertawa sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya. aku benar-benar jengkel kali ini.
“dok…jangan ketawa gitu dong…aku merasa dilecehkan nih” aku emosi.
“ya..ya…ya…kamu itu lucu banget, namanya seks itu luas dik, sodomi itu ya ngeseks…oral seks itu juga ngeseks..jadi yang namanya ngeseks tidak hanya bersetubuh pria dan wanita gitu…jelass…”
‘ohhh…gitu ya dok…jadi…kemaren aku sudah ngeseks namanya ya dok?
“hehehhehe…ya iyalah…”
“terus gimana dok?”
“untuk penyakit seksual seperti aids itu..tidak bisa di ketahui dengan hanya melihat anus saja…tadi aku hanya melihat…apakah ada yang luka atau tidak, dan…ternyata tidak ada luka tuh…”
“tapi kok masih panas gitu ya dok?”
“yaahhh itu mungkin dampak dari trauma anus yang belum terbiasa dimasuki..hmmm..kemaluan…gitu”
“ohhh…berarti aku tidak kena aids ya dok?’
“wahhh…itu harus cek laborat…hmm..kemaren pasangan kamu pakai pengaman tidak?”
“pengaman?” aku bingung kok ada pengaman segala
Dokter pras tersenyum..
“iya..pengaman..maksudku pakai kondom tidak?”
“kondom?”
“iya”
“hmmm…nggak tau dok..”
“lho kok nggak tau? Kamu kan lihat kemaluannya to?”
“nggak..aku nggak lihat..”
“lho kok bisa..
‘ya bisa lah…wong aku merem kok dok”
“hahahahaha…kok bisa kamu itu merem?”
“hmmm..takut dok..ngeri”
“yeeee…takut tapi tetep saja mau di sodomi”
Aku terdiam…pengen sekali aku menjelaskan kalau aku di perkosa, tapi…tetep saja aku tak mau memperpanjang masalah.
“dok..kondom itu kayak apa sih?”
“kamu belum pernah melihat kondom?”
Aku menggeleng.
Dokter pras terlihat kaget
Beliau membuka laci membuka buku bergambar dan menyerahkannya padaku
“tuh lihat di gambar…ada gambar kondom to? Kemaren kamu lihat nggak yang seperti itu nggak?”
Kuamati gambar kondom..
Akhhh..aku memang kemaren nggak lihat wujud barang kayak gini.
Aku menggeleng..’nggak dok…kemaren kayaknya nggak pake kondom tuh”
“yahhh berarti pasanganmu bagus tuh dalam melakukan hubungan..boleh tanya kamu berapa kali di sodomi?”
“baru kemaren..”
“ohhh..bagus kalau gitu…kemaren pasti pakai pelumas yaa?”
“iya dok kayaknya..”
Dokter pras menghela nafas panjang
“terus terang dik frans..aku sebagai dokter..amat prihatin dengan kamu, pengetahuan kamu tentang seks aman sangat minim, tapi kamu telah melakukan tindakan yang sangat beresiko, yaitu seks anal”
“beresiko?”
“iya..perlu diketahui..anus itu bukan alat kelamin untuk kegiatan seksual..makanya ketika anus digunakan untuk kegiatan seksual, resikonya sangat tinggi, apalagi kalau sampai luka…dari luka inilah dapat menimbulkan penyakit..jika pasangan kamu sudah terinfeksi hiv maka kamu akan ketularan lewat luka di anusmu itu…tapi bersyukurlah kamu..anusmu tidak luka…”
Aku menarik nafas lega…
“tapi jangan seneng dulu…jika pasanganmu terkena hiv, maka kemungkinan kamu tertular tetep ada.., makanya kapan-kapan biar kamu tenang kamu harus cek laborat agar kamu tahu terkena atau tidak”
“wahhhhh..rumit juga ternyata ya dok”
“maka itulah…mulai saat ini, hati-hati melakukan hubungan seksual beresiko apalagi kamu sebagai bottom…sangat rentan terhadap resiko terkena hiv”
“bottom??..itu apaan dok?”
“kamu tidak tahu bottom?”
Aku menggeleng lagi…
“di dunia gay terdapat istilah bottom dan top, bottom itu pihak yang disodomi dan top itu yang nyodomi…gitu”
“gay??...gay itu homo kan?”
“iya..emang kenapa?”
Aku menghela nafas panjang
“perlu dokter ketahui ya…tolong catat yang besar! Akuuuu…bukaaannn homooo…, beneran dok”
‘hehehehehe…kemaren yang nyodomi kamu laki-laki atau perempuan?”
“hah???...emang perempuan bisa nyodomi po? Ya laki-laki lah”
“nah..berarti..kemaren kamu berhubungan seksual dengan laki-laki, hubungan seksual laki-laki dengan laki-laki dinamakan homoseksual..”
“berarti aku termasuk homo ya?”
“iya..dan kamu bottom”
“gila ah…nggak masuk akal dok…aku tuh normal dok..bukan homo..aku juga punya cewek kok..”
“hehehehehe…walah…trus kemaren kamu di sodomi, cewekmu tahu nggak?”
“ya nggak lah…udah ahh…dokter ini makin lama makin ngaco…cepetan dok, mana obatnya?”
“hehehehe..yo wis..pokoknya mulai saat ini, kamu harus janji..ini hubungan seksual yang terakhir yaa…kamu masih remaja gini, udah maen sampai sodomi segala”
“iya dok..beres..besok lagi aku nggak mau disodomi lagi”
“ya udah..ingat pesenku…seks sehat ya..”
Aku terdiam..
“apa lagi dok? Nggak mudheng(paham) aku…ada seks sehat segala”
“ya itu tadi..jangan melakukan hubungan seks yang beresiko, termasuk anal seks itu tadi”
“lah..kalau pengen banget gimana dok?”
“hahahahhaha…lakukan banyak kegiatan positif..olah raga misalnya”
“hmmm..kalau masih pengen gimana dok..?”
“wah..wah…kamu nih..kalo nanyaaa…selaluu gitu…pe capek aku ngejelasinnya”
“hehehehehe..dokter ini gimana to? Aku kan nanya pada pihak yang tau to dok’
“hmmm…ada satu kegiatan seksual yang paling kecil resikonya sebenarnya…”
“apa itu dok?”
“onani..kamu tahu kan?”
“ohh tahu lah..kadang aku juga melakukan kok…ngocok kan dok? Aku sering kok dok..sambil nonton bokep hehehehe”
Tiba-tiba dokter pras berdiri..
“hah nonton bokep?...nahhhh ini nih…nakal kamu yaa…??” dokter pras menjewer telingaku
“duhhhh…ampun dok…cakiiittt…”
*********
Aku berjalan lunglai menyusuri teras ruang-ruang poli klinik
Akhhh otakku dipenuhi dengan berbagai hal baru..
Baru kali ini aku tahu…ternyata di sodomi itu resikonya sangat besar..sungguh tak sebanding dengan nikmatnya.
Dan..
Aku??
Aku…?? Aku gay? Nggak mungkin lah…
Walau aku disodomi oleh cowok gay…jelas aku bukan gay lah..
Aku normal..
Tapi…aku kok khawatir juga jika omongan joni itu ternyata benar..
Gay itu bisa menular
Dan…
Akhhh..bukankah pejuhnya si rizal itu telah masuk ke tubuhku?
Berarti aku ketularan dong..
Gila…
Ada nggak ya..’obat anti gay’?
Jika ada maka aku akan beli sebanyak-banyaknya obat anti gay (mungkin wujudnya kayak obat anti nyamuk yaa)
Biar aku tak ketularan gay nya si rizal.
Gila tuh si rizal…gay ya gay..tapi jangan nularin gini dong, tuh…aku kayaknya memang mulai ketularan..ini terbukti..aku merasakan enak ketika di sodomi.
Arggghhhhh…
Aku hampir meloncat kaget ketika sebuah tangan mencengkeram erat lenganku.
Aku melotot tak percaya!
Dunia ini memang sempit..
“mas rizaaalll…” aku hampir menjerit kaget
“ikut aku!” jawabnya dingin.
Akhhh…lemas sudah tubuhku
Ingin aku menjerit atau minta tolong
Tapi aku tak berdaya lagi
Swearr…kok bisa-bisanya aku terpesona padanya
Kali ini dia ganteng banget
Rambutnya disisir rapi berombak hitam mengkilat
Bekas cukuran kumis jenggot dan jambangnya terlihat sedemikian sexy
Dan badannya bau wangi..sepertinya dia habis mandi.
Dia terus menyeretku menjauh dari keramaian
Dan saat inilah benar-benar aku fokus melihat fisiknya
Dia ganteng
Hidungnya besar dan mancung
Bibirnya tipis..
Giginya rata..
Sorot matanya tajam dengan alis tebal menaunginya.
Mungkinkah aku mulai terpesona??
Gila neh…kayaknya aku benar-benar sudah ketularan gay nya
Akhirnya sampai juga di sebuah taman dekat tempat parkir
Dia mendudukkanku di sebuah bangku taman.
Sejenak kami hanya terdiam
Entahlah..perasaanku campur aduk..antara emosi dan terpesona akan dirinya
Dia mengeluarkan sebuah bungkus rokok..
Mengambilnya sebatang…
Dan dengan santainya dia menyulutnya, mengebulkan asapnya ke langit.
“neh rokok…” ujarnya pendek.
Aku menoleh ..
Kulihat sebungkus rokok di depanku
Kuambil sebatang dan langsung kuselipkan di bibirku
“jress…”
Korek api dengan api menyala telah ada di depan bibirku
Kusulut batang rokok…
Kuhisap pelan…
Asap nikotin menyeruak memenuhi kerongkonganku dan kuhembuskan dari lubang hidungku.
Kami masih terdiam..
Entahlah suasana jadi kikuk..
Ini adalah pertemuan antara pemerkosa dan korbannya.
Aneh memang..
“ngapain kesini?” tanyanya dingin
“periksa” ucapku singkat
“sakit?”
“iya”
“sakit apa?”
“luka”
“luka?”
“iya..akibat perbuatanmu kemaren” jelasku sambil menghisap sekali lagi dan menghembuskannya.
Aku menoleh menatap dirinya
Kulihat dia menghela nafas panjang
“maaf” katanya masih dengan nada dingin
“hanya itu?”
“iya”
“ngapain kamu kesini?” tanyaku ganti
“nungguin fifi…sakit parah dia…akibat perbuatanmu kemaren..impas kan?”
“nggak impas…nggak adil…”
‘adil lah..” dia tersenyum mengejek.
Kembali kami terdiam
Entahlah..ini sangat membosankan.
Tak ada lagi modal pembicaraan untuk kami..
Tiba-tiba lenganku di cengkeram
Aku menoleh kaget..
“mamaaa…mama kok disini?” aku melotot kaget
Mama dengan wajah super galaknya melotot memandangku.
“naahhh..ini nih sejak tadi aku cari ternyata disini ya..ngerokok lagii…sini ikut mama…”
Tanpa persetujuanku aku sudah diseret oleh mama..
Menjauh dari rizal
Sempat kulihat rizal tersenyum sambil geleng-geleng kepala
Dia terus melanjutkan kegiatan merokoknya..
Akhirnya ..
Sampailah di sebuah sudut bangunan yang sepi..
Kulihat nafas mama ngos-ngosan
“maaa..jangan gitu dong, malu kan…tadi tuh temen frans ma…”
“hayooo..mama pokoknya minta penjelasan..kamu pake seragam..katanya mau sekolah..kok disini? Hayoo ngapain hah?”
Aku mengambil nafas..
“hmmm..mau nengok temen..ada yang sakit maa..”
Mama menatapku tajam
Mama tersenyum jahat…
“jangan bohongin mama frans..mama tahu kok”
‘nggak bohong ma..beneran…teman frans namanya luthfi..kalau nggak percaya coba di cek ma..pasti ada pasien satu sekolahku bernama lutfhi”
“hmmm..jangan bohong frans..”
“ihh mama…nggak bohong maa…”
“hehehehehe..mama lihat kok dari mata kepala mama sendiri..kamu keluar dari ruang kerja dokter pras..kamu tahu kan..dokter pras itu dokter apa? Hah…dokter apa? Dokter…spesialisss…kulit….dan kelamin!, hayoo, ngaku!”
Duh..serasa copot jantungku!
Swear aku nggak mengira mama ke sini
Akhhh sudah kepergok
Rasanya sulit untuk mengelak..
“iya maa..”jawabku lirih
“apa? Jadi kamu itu kena penyakit kelamin gitu? Aduh franss…jantung mama kumat frans..”
‘duh maa..nggak lah..”
“lalu apa? Kamu punya penyakit kulit? Gitu? Mana..mana…kulit kamu mulus-mulus saja..ayo ngaku”
“hmmm…ma..nggak lah..”
“ayoo ngaku, kamu kena siphilis ya..atau go atau herpes..hiii..atau jangan-jangan kamu kena aids..hiiii..frans… ayo ngaku frans..kamu punya penyakit kelamin to? Bentar aku telpon papa dulu..”
“mmmaaaa…jangan telpon papa maa…”
Kurebut hpnya mama dengan cepat
Aku berusaha menjauh…
“frans..ayoo ngaku..”
Akhhh…aku mengambil nafas panjang
Gila neh…ada apa ya hari ini? Sial bener aku.
Aku sedang berfikir cepat untuk menjawab pertanyaan mama.
“hmm ya udah ma aku ngaku..aku memang punya penyakit kelamin ma”
Mama melotot kaget
“apa..apa frans…aduh frans..jangan buat mama jantungan frans, kamu masih kecil frans..emangnya kamu sudah pernah maen gituan ya? Ama siapa…. ama pelacur ya? Duh franss…aku….aku..”
“duh maa..bukan itu maa..wong Cuma gatel saja kok”
“gatal?”
“iya”
“gatal gimana?”
“ya gatel banget…lah” ucapku ngarang
“ohhh ya udah kalau gitu, lega aku sekarang” mama menghela nafas panjang
Aku tersenyum
Lega rasanya…
“terus kata dokter pras gimana? Mama kan kenal baik ama dokter pras..”
“ya Cuma suruh njaga kebersihan saja..gitu”
“emang kamu nggak bersih atau gimana..mbok biyah ini yang salah neh..”
“bukan..kemaren aku kan pake celana dalam sampe tiga hari nggak ganti..”
“oalahh kamu ini to..jorok banget”
“iya maa..dan kayak ada jamurnya gitu..”
“jamur dimana?”
“ya di tititku lah..kayak panu gitu lah..”
“hiiii…tititmu panuan? Hiiii…” mama mengangkat pundak geli
“ya udah…udah diberi obat..”
“udah ma..”
“pokoknya harus sembuh..mama nggak ingin punya anak tititnya panuan..hiii..” Aku tersenyum geli..
“eh ma..mama ngapain ke dokter spesialis kelamin? Emang kelaminnya mama bermasalah ya?” tanyaku
“apa? Kurang ajar kamu ya..sama mamanya ngatain kelamin…” beliau menjewer telingaku..
“duh..duh sakit maa..”
‘biarin..mama itu kan dalam rangka perawatan kulit…enak saja periksa kelamin…”
“
*****LUTHFI****
“met pagi mas luthffiiiiiii…gimana keadaan pagi iniiii?” sapanya sambil tersenyum lebar
Kalau kulihat dari seragamnya…dia bernama rini, seorang perawat di rumah sakit ini.
“baik mbak rini..hmmm..kayaknya udah mulai sembuh neh..”
“syukurlah..”
Dia mendekatiku
Menempelkan telapak tangannya di keningku..
“hmmm udah nggak demam kok..kayaknya mungkin besok sudah bisa pulang…neh”
“alhamdulillah mbak”
“aku periksa dulu ya…”
Kemudian aku diperiksa tekanan darah dan di tanya hal-hal yang rutin ditanyakan oleh seorang perawat..
Hmmm…dan…selang infus dilepas..
Akhhh..
“infus kami lepas…karena kondisi fisik sudah membaik, tolong pergunakan hal ini untuk melatih jalan atau gerak seperlunya dulu yaa..”
‘ya mbak..terima kasih”
“eh..kok sendirian..? nggak ada yang nungguin ya? Kakak kamu kemana?”
“hmmm lagi cari sarapan di luar mbak..”
“ohh..ya udah..saya tinggal dulu yaa…, berani to sendirian?”
“hehehheehe..jangan kuatir mbak”
Mbak rini keluar..
Pelan aku mulai duduk
Dengan tak adanya selang infus menjadikan gerakku menjadi lebih leluasa
Badan masih lumayan pegal dan sakit..
Tulang-tulangku seperti di pukul
Akhhh…
Duhh..ini kak rizal kemana sih..udah dua jam dia keluar
Edan neh..pasti kecantol cewek tuh..
Duh..padahal aku mau kencing..gimana neh?
Duhhh..bisa jalan nggak ya?
Pelaaaannn aku berusaha turun dari ranjang
Ketika pertama kali telapak kaki menginjak lantai..woww…senang banget.
Dan aku mulai belajar berdiri..
Akhhh..kakiku masih lumayan sakit terutama pada tulang betis…
Kurang ajar tuh anak buah frans…
Beberapa kurasakan menginjak-injak kakiku dan menendang dengan keras..
Inilah yang mungkin menyebabkan kakiku masih sakit untuk jalan.
Akhhh..mungkin ini uji kesabaranku…aku tak boleh dendam atau membalas..
Aku tak ingin permasalahan ini seperti tak ada ujung
Aku tau..frans dan teman-teman tak punya otak..
Capeklah kalau ngelawan mereka.
Dan aku tak mau lagi babak belur seperti ini lagi.
Kuraih dinding….
Sekedar untuk menopang tanganku agar kedua kakiku dapat lebih ringan dalam bertumpu di lantai
Dan…aku berjalan pelaannn..menuju toilet
Kak rizaaalllll…kemana kamu neh..katanya nungguin aku malah keluyuran tak karuan
Nih..untuk jalan ke toilet saja susah.
Baru inget..kan ada perawat?
Akhhh..udah ah..sekalian latihan jalan, walau sakit.
Tiba-tiba kurasakan sebuah lengan merangkul erat pinggangku…
Aku menoleh cepat saking kagetnya
Dan…
Dunia seperti gelapnya..
Aku melotot kaget!
“fraansss..”
Dia tersenyum…(dibuat-buat semanis mungkin)
Dan aku muak dengan wajahnya, apalagi dengan senyumnya..bikin eneg
“mau ke toilet ya fi? Ku bantu ya?” ajaknya dengan suara lembut
“nggak! Aku bisa sendiri…!!”
“ayolah fi..”
“nggak! Lepasin tanganmu hah najis disentuh kamu!”
Emosiku benar-benar meluap
Orang yang paling kubenci saat ini merangkul pinggangku dengan gayanya yang dibuat-buat bikin aku muak.
Aku berusaha melepaskan lengannya yang masih melingkar erat di pinggangku, tapi susah..
“lepas nggak frans..lepaasss… kalau nggak! Aku teriak lho”
Si bajingan frans Cuma tersenyum..
“ayolah fii kubantu..aku ikhlas kok” suaranya masih lembut
Aku melotot ke arahnya
“kamu ini tahu diri nggak hah…aku nggak mau dibantu kamu, tahu nggak?”
“ayolah fi..paling tidak ini bukti penyesalanku atas perbuatanku terhadapmu”
“penyesalan? Apa kamu bilang? Sekarang setelah tubuhku remuk gini”
“yaahhh aku tahu kok fi..makanya aku kesini…aku mau minta maaf”
“gila yaa kamu…kemaren pukulin aku…sekarang datang hanya untuk minta maaf…enak saja!”
“kamu nggak maafin aku fi?” tanyanya dengan sorot mata penuh harap
Aku menatapnya dengan mata penuh kebencian
Aku menghela nafas panjang
“oke..aku maafin..sekarang kamu sudah lega to? Sekarang kamu pulang frans”
“nggak..aku mau bantu kamu”
‘gila saja kamu ya..sekarang cepertan keluaaarrrr..” aku setengah menjerit
Tapi frans tak bergeming
Dia tetap merangkul pinggangku
“keluaarrr…sebelum aku muntah” aku setengah menjerit
“e…e…e…e…e…ini ada apa to? Fi kamu ini gimana sih mau dibantu malah marah-marah” tiba-tiba kak rizal muncul
“kak rizal kemana saja heh? Aku nggak mau dibantu dia kak”
“eh dik..maaf ya..fifi kok masih kayak gini..mudah marah” kata kak rizal kepada frans
“nggak apa-apa mas..”
Aku mendengus kesal.
“maaf dik siapa ya ini?” tanya kak rizal kepada frans
“frans mas..kalau masse ini siapa ya?”tanya frans
“kenalkan..aku rizal, kakaknya fifi”
Kak rizal mendekatiku
“fii..kamu tuh mau dibantu jalan saja kok ribut..silakan dik frans kalau mau bantu fifi ke toilet”kak rizal ramah
aku melotot kaget memandang kak rizal
“ayo fii kalau mau ke toilet..aku bantu” kata frans dengan gaya ramah
Sok ramah tepatnya.
Yahhh..aku mengalah
Akhirnya frans memeluk pinggangku dari samping dan berjalan pelan menuju toilet
Ketika masuk..”kamu diluar frans..aku mau masuk”
“eh dik frans..silakan ikut masuk kamar mandi, takutnya ada apa-apa”
“oke mas rizal”
“e..e…e…jangan ikut masuk toilet!”
“fii..udah lah…biar masuk, nggak papa lah”
Sekali lagi aku mendengus kesal
Akhirnya frans ikut juga ke kamar mandi
Kututup pintunya dan kukunci
“heh…kamu mau ngapain lagi frans?”
“hmmm bantu kamu fii..”
“kalau aku nggak mau?”
Tetep…aku mau bantu kamu”
Uhh anak ini sungguh ngotot
Frans di belakangku ketika aku kencing
Entahlah…aku merasa sepertinya dia mengintipku saat aku kencing
Setelah selesai…
Denga cepat kubalikkan tubuhku dengan restleting masih terbuka dan kontolku lemas menggantung
“frans…ini kontolku kalau kamu lihat..Daripada kamu penasaran..mpe remas-remas dimuka umum..ini kontolku kalau kamu pengen lihat! " Ujarku geram
Frans melotot kaget..dan..dengan cepat dia menutup mukanya dengan telapak tangannya…
****LUTHFI (kelanjutan dari 48)****
Entahlah..emosiku meluap menyesakkan dada
Suaraku bergetar..
Dihadapanku seorang yang telah melecehkanku..
Menghancurkan hidupku
Bahkan…
Sekarang meremukkan fisikku
“ayooo…jangan tutup matamu..lihat saja..kamu penasaran kan..buka saja matamu…tahukah kamu frans, aku tuh sudah tak peduli lagi dengan kontolku ini, karena gara-gara ini hidupku hancur, puas kamu hah!”
Perlahan dia membuka telapak tangannya..
“maafkan aku fii…” desah frans sambil menoleh ke samping tak mau lagi melihat ke arahku dengan celana yang sudah melorot.
“maaf…kau bilang maaf? Sejuta maaf dari mulut kamu takkan merubah keadaan frans..sekarang aku sudah tak seperti kemaren lagi..kamu lihat sendiri kan keadaanku sekarang?..untuk jalan saja aku sedemikian susah…semua kegiatanku di sekolah sudah hancur..”
‘fiii…sama sekali aku tak menyangka keadaan jadi seperti ini fii..sungguh!”
“terus ..sekarang kamu menyesal, gitu? Telat frans..terlambat…sekarang kamu nikmati kegebiraanmu saja..kamu sudah menang frans…selamat frans..”
“sungguh fii…aku benar-benar menyesal “
Tak tahulah..
Tiba-tiba tubuhku lemas
Aku tak tahu lagi penyebabnya
Mungkin karena emosi yang sedemikian besar meluap keluar dari lubuk hatiku..
Tubuhku kusandarkan ke tembok
Mataku terpejam..
Dan…
Entahlah…air mataku merembes keluar dari sudut mataku…
Aku tak kuasa lagi mencegahnya
Dalam hening kurasakan ada tangan yang menaikkan kembali celanaku..
Mengancingkannya kembali…
Dengus nafasnya hangat menerpa wajahku
Dan…
Tanpa sempat mengelak…
Tubuhku di seretnya dalam dekapannya..
Sangat-sangat erat…
Gilaaaaa!!!..
Aku dipeluknya dengan sedemikian erat..
Di peluk frans…hahh…mimpi apa?
Bahkan untuk nafaspun aku susah…
Dia memelukku
Tapi kurasakan nyaman atau hangat
Akhhh..bahkan untuk berontak dari pelukannya saja aku tak mampu
Tubuhku sedemikian lemah sekarang
Kurasakan kedua pipi kami bergesek..
Deru nafas menyapu telingaku..
Dia berbisik hangat…”maafff…maaf fii…aku benar-benar menyesal fii..maaf, apapun yang kau minta…akan kulakukan agar dapat kata ampunan darimu…”
Mataku masih terpejam
Aku tak ingin melihat frans dari jarak sedemikian dekat..
Aku tak ingin…
“pergi…pergi saja dari pandanganku binatang….!” Ujarku lemah seperti berbisik
“binatang? Kamu …kamu …katain aku binatang fiii…?” ucapnya masih menempel di telingaku
“yaahh..kamu binatang”
“terserah…kamu katain aku apa…maafin aku fii…aku benar-benar menyesal”
Aku mendengus..
Berusaha membuang nafas
Mengeluarkan segala emosi
“frans..manusia yang tak mampu lagi menggunakan otaknya dalam menjalani hidup..bagiku adalah binatang!”
“sebegitukah aku..??”
“yaa…!!!!..lepasin frans…aku benar-benar tak ingin dipeluk binatang!”
“tidak…aku akan memelukmu sampai kau menerima maafku”
“frans….lepasin…!!”
“nggak!..apa kau sedemikian rendah memandangku fi?”
Aku mendengus kesal…
“iya…sejak dulu..sejak pertama aku melihatmu…bagiku kamu tak lebih dari boss dari sekawanan binatang, kamu hidup hanya mengandalkan kekuatan kelompokmu…mirip heyna si anjing hutan..kamu andalkan kekayaan orang tuamu sebagai senjatamu untuk menakuti kelompok lain dan…merasakah kamu???…kamu tak pernah gunakan otak kamu frans..kamu simpan otak kamu di kulkas…hingga dingin dan beku…camkan itu…dan…tahukah? Aku adalah korbanmu..”
“fii…tak ada binatang yang minta maaf”
“ada…dengan menjulurkan lidahnya dan mengibaskan ekornya, pergi frans..!!!!...jangan lagi terlihat di depan mataku sebelum kau ambil lagi itu otakmu, sebelum kau lepas dari kelompok anjing-anjing penjagamu”
Tiba-tiba..
Kurasakan bibirnya di pipiku…
Menempel Erat..
Hangat….
Frans mencium pipiku…gilaaa…
Dan entah mengapa tak ada lagi kekuatan untuk melepaskan diri..
Dan…
Akhhhh…dia melumat bibirku
Sangat lembut dan pelan..
Ini sudah gila…
Dia terus melumatnya
Dan..
Kali ini mataku terbuka
Dengan sekuat tenaga kudorong wajahnya hingga menjauh dari wajahku
Mataku terbuka lebar
Melihat dari jarak yang sedemikian dekat wajahnya
Melihat bibirnya yang kemerahan..
Dan..basah akibat lumatannya tadi..
Aku memalingkan muka
Tak mampu lagi melihatnya..
‘pergi frans…”
Dia kembali memelukku
Kali ini dengan sedemikian eratnya Dan dengus nafasnya kembali kurasakan di telingaku
“baik fii…akan kutunjukkan kepadamu…aku tak lagi sebagai binatang di hadapanmu..oke fii..akan kutunjukkan!”
“pergi frans..lepasin aku!” ujarku setengah menjerit
Akhirnya dia melepaskan diriku
Dia berjalan menjauh dariku
Dan dengan langkah pelan..dia menuju pintu dan membuka pintu toilet
Akhhh…lega rasanya.
Dengan tertatih…aku berusaha kembali ke ranjang
Tiba-tiba pintu toilet terbuka..
Frans kembali muncul menampakkan diri
“ngapain lagi hah?” tanyaku sambil melotot kaget
Dengan diam dia kembali melingkarkan lengannya di pundakku
“lepas frans…”
Dia tak memperdulikan aku lagi
Dia menuntunku untuk jalan
“aku Cuma ingin belajar untuk tanggung jawab! Tadi aku yang membawamu ke sini, dan aku akan kembalikan kamu lagi!” ujarnya kesal.
Aku menyerah..
Memang aku butuh bantuannya.
Kulihat di se_area kamar..
Tak lagi kulihat kak rizal
Gila dia..
Ini seperti sebuah skenario yang tak kumengerti antara si frans dan kak rizal
Kak rizal tadi menyuruh frans mengikutiku sampai ke toilet dan sekarang dia pergi
Kunyuk!
Dia pergi seperti memberi kesempatan agar aku dekat dengan frans..
Dengan pelan..frans kembali merebahkan tubuhku di ranjang…
“udahhh pergi sana!”
aku kembali memalingkan muka
aku kembali memalingkan muka
Dan..
Kurasakan selimut di tarik ke atas
Menutupi sebagian tubuhku
Dan argghhhhh…
Dengan cepat kurasakan kecupan di pipiku
Hangat..
Aku melotot marah
Kuusap pipiku
“gila kamu ya hah…” bentakku
Dia tersenyum kembali
“maafkan aku fi..moga kamu cepet sembuh…dan…sekali lagi…aku minta maaf, nanti kamu kembali ke sekolah..kamu akan melihat…si frans yang kau sayangi…sudah berubah”
“hah…kau sayangi????...., gila yah?”
Dia tersenyum..
“iya..kau sayangi..karena aku bisa merasakannya saat kupeluk dan kucium kamu tadi, bye sayaaannnggg…”
Aku Cuma melongo saja
Kubiarkan dengan cepat dia dia pergi…
Dia mungkin sudah stress sekarang atau mendekati gila.
Kulirik meja di samping ranjang…
Ada sekeranjang buah yang di rangkai indah ..
Anggur hijau dan merah, apel..jeruk…pear…
Akhhh..membuatku ngiler..
Kuangkat kembali tubuhku..
Aku berusaha duduk..
Kuraih keranjang buah.
Ahhh..kak rizal romantis juga..
Tadi kan Cuma aku suruh beli jeruk..
Ini kok macem-macem buahnya, di rangkai pula
Aku tersenyum geli
Kubuka plastik penutupnya
Kuambil anggur…kumakan pelan..
Segar..
Sampai beberapa buah..
Kuambil jeruk…
Kukupas..
Akhhh…segarnya…jeruk yang manis
Dan…
Ada secarik kertas
Aku tersenyum geli…
Ada-ada saja kak rizal..pakai ucapan segala..
Kubaca
‘MOGA CEPET SEMBUH YA FIFI KU…
I’M SORRY…BY FRANS WIBAWA SUJATMIKO
Hahh????...
Frans????
Bukan dari kak rizal???
tiba-tiba jeruk yang ada di mulutku terasa sangat pahit!
Bersambung...
-------] #berpedang [-------
Uploaded Contact: -
Source: boyzforum.com
Kalo udah dibaca, komentarin lah. Boleh juga bagi-bagi info/pengalaman kamu di sini. Biar blognya rame n rajin di update.
Kritik dan saran bisa dikirim lewat
e-mail: kulipembangun@gmail.com
-------] Thank’s for reading [-------
0 komentar